34 | True Romance

36.2K 2.7K 251
                                    

Abis dari sini jangan lupa baca AXERAS ya, AXERAS juga update 💘

Abis dari sini jangan lupa baca AXERAS ya, AXERAS juga update 💘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Suara-suara sendok dan garpu saat bersentuhan pelan dengan piring kaca terdengar, mengisi keheningan damai di meja makan kaca tersebut yang dihuni oleh Keegan, Thalia juga Matheo.

Ketiganya makan secara perlahan, berwibawa juga memilik aturan sepatutnya bagaimana para orang-orang berkelas. Sesekali Matheo melempar pandang kepada Keegan dan Thalia, lalu berakhir dengan pria itu yang tersenyum.

"Kalau boleh aku katakan, sepertinya atsmosfer dalam diri Prince sudah bersemayam juga di dalam dirimu," kata Matheo, itu tertuju kepada Thalia.

"Uh?" Bola mata Thalia agak membulat, kunyahannya pun memelan.

"Iya. Maksudku, aura Keegan sudah menempel padamu. Kau memang putri dari kalangan orang kaya dan terhormat, tapi di awal aku melihatmu, kau tidak sama seperti saat ini." Matheo mulai menjelaskan.

"Sekarang, aura putri bangsawan pun menempel padamu. Kau dan Prince kami, kalian tampak seperti pasangan kerajaan. Vibe kalian sudah sama persis," tambah Matheo dan ia tetap tersenyum.

Rasanya agak aneh, Matheo seperti melihat sepasang raja dan ratu yang menguasai padang rumput luas, hijau cerah dan terasa hidup rerumputan tersebut. Warna terang seolah mengikuti mereka.

"Jangan berlebihan. Kami ya tetap kami, iya kan, Tuan batu?" Thalia melihat Keegan di sampingnya. Lama-lama perempuan itu menyipit, agak menganga kemudian bersin dengan suara lucu seperti seekor yang terjepit.

Bersin tepat di depan wajah Keegan hingga otomatis pria itu terpejam. Menyiprat ingus-ingus bening Thalia ke wajahnya dan ia diam saja.

"Hehe..." Thalia menyengir, buru-buru mengambil tissue lantas ia bersihkan wajah Keegan ibarat tengah mengelap meja yang kotor. Ia elap penuh tenaga sampai kantung-katung mata Keegan tertarik ke bawah. Dan tetap, tetap Keegan diam saja.

Matheo serta para pelayan mengulum penuh bibir mereka masing-masing. Sudah sebucin apa Keegan pada Thalia?

"Tidak sekalian kau cungkil biji mataku ini?" celetuk Keegan.

Perasaan Thalia dan Matheo, atau memang sekarang tiap kali Keegan berceletuk ucapannya selalu agak ngegas dan lucu? Terlampau banyak perubahan di diri Keegan yang membuat pria itu tampak berbeda.

"Diam." Thalia memberi mantra mujarab, mengecup sekilas bibir Keegan hingga mulut lelaki itu kembali tertutup. Padahal Keegan baru saja ingin berucap lagi.

"Um... yeah, aku ingin memberitahu bahwa, persiapan pakaian pengantin kalian sudah sampai ditahap 80%. Gaunmu sangat indah, Thalia. Benar-benar cantik," jelas Matheo. Bukan dia yang akan menikah, tapi rasanya dia begitu bersemangat.

"Yey! Akhirnya aku bisa memelihara Tuan batu..." Thalia kegirangan, ia menggerak-gerakan kepalanya ke kiri dan kanan sambil memegang sendok juga garpu.

"Memangnya aku hewan apa." Keegan bergumam.

BRUTAL ACCIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang