31 | Song for Thalia

32.3K 2.8K 258
                                    

Cukup lama tak berkunjung ke ruang musiknya, usai makan malam Keegan lantas mendatangi ruangan istimewa tersebut yang selalu menjadi kesukaannya sedari dulu hingga sekarang.

Pria itu tersenyum kala membuka pintu dan melihat semua alat-alat musiknya yang tertutup rapi oleh kain-kain putih agar terjaga dari debu.

Benar ia mencintai alat-alat musiknya. Benar ia mencintai dunianya yang takkan mudah untuk orang pahami.

Menarik satu kain putih besar yang menutupi seluruh drumnya Keegan lalu duduk pada kursi khusus drummer. Dia raih dua stik drum lalu diketuk-ketuknya pada tepi toms. Memutar-mutari singkat dua benda tersebut lalu mengentak-entak bass di bawah.

Setelahnya pria itu meletakkan speaker berukuran kecil yang tadi sudah ia bawa dari dalam kamar. Menyetel satu lagi yang belakangan ini sangat ia sukai dan selalu didengarkannya.

Kedua kaki serta tangan pria itu mulai bergerak, mengetuk semuanya berganti-gantian bersama skill bermain drum yang ia miliki sedari remaja.

"I never thought
I can feel true love And never really love humans on this earth

Until anything I will give
For you, you, you
And never will I ask
Reply all, all, all

God knows if I
Loving you is not destroyed by time, until death comes to pick me up, I'm still waiting for you another time"

Keegan ikut menyanyikan lirik tersebut di dalam hati. Sembari memejam ia menggerak-gerakkan kecil kepalanya menikmati lagu juga permainan drumnya sendiri.

"God knows if I
   Loving you is not destroyed by time, until death comes to pick me up, I'm still waiting for you another time"

"Apa itu untuk Cassia?"

"Um?" Permainan Keegan terhenti. Kedua alis pria itu agak terangkat sebab tak dapat mendengar apa yang barusan Thalia katakan.

Mendadak Thalia merasa cemburu. Ia mendengar lirik lagu tersebut yang begitu dalam pun melihat Keegan yang amat menghayati permainannya hingga terpejam dengan alis berkerut.

"Maaf, bisa kau ulangi? Aku tidak mendengarnya," kata Keegan.

Thalia kian mendekat. "Apa lagu ini untuk Cassia?"

Cukup mengagetkan. Keegan sampai menyipit dan keningnya semakin berkerut. "Kenapa harus Cassia?"

Di posisinya Thalia agak menyengir. "Karena dulu kau sangat mencintainya. Kau bahkan berniat membeli Cassia dari Hunter dengan semua kekayaanmu, pun nekat menciptakan permusuhan dengan Hunter." Thalia menjelaskan.

"Dari mana kau tahu?" Keegan tidak berpindah dari posisinya.

"Cassia sendiri yang menceritakannya padaku siang tadi."

"Lalu?" Satu alis Keegan terangkat.

Thalia terkekeh pelan. "Kau masih sering memikirkannya?"

"Apa perjuanganku demi dirimu masih kau rasa kurang?" Barulah Keegan bangkit berdiri hingga Thalia spontan menengadah.

"Tapi kau tidak pernah menangis karena diriku. Berbeda dengan Cassia yang selalu kau tangisi sampai selalu membawanya di dalam doamu," timpal Thalia. Ditatapnya wajah Keegan lekat-lekat.

BRUTAL ACCIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang