Part 51

1.2K 141 10
                                    

Hari demi hari, minggu demi minggu tak terasa sudah satu bulan lamanya Xiaozhan tertidur sejak operasi pengangkatan peluru di dada nya.

Dan selama itu pun sahabatnya selalu setia bergantian untuk menjenguk dan menjaga nya terutama sepupu yang merangkap sebagai sahabatnya yaitu Zoucheng.

Ia tak pernah absen sehari pun untuk menjenguk Xiaozhan. Bahkan pekerjaannya yang sebagai sekretaris Tn. Sean pun terabaikan begitu saja. Tn. Sean marah? Oh tentu tidak pastinya, karena beliaulah yang mengizinkannya karena beliau tau seberapa berharganya putra bungsunya itu bagi keponakannya ini.

Mungkin kalau saja Zoucheng bukan keponakannya ia pasti sudah sejak lama menjodohkan mereka berdua.

Dan disini Zoucheng tetap setia duduk di sebelah Xiaozhan hingga suara keributan menyapa telinganya. Karena penasaran ia pun segera melangkah keluar untuk melihat apa yang terjadi.

"Paman, bibi ada apa?" Tanya Zoucheng

Tak ada jawaban, hanya menyaksikan Ny.Sean yang menangis bersandarkan bahu Tn. Sean.

"Dokter, ada apa? apa ada perkembangan dari Zhan dok?"

Dokter menggeleng dan berkata.

"Tidak ada kemajuan sama sekali Tn. Karena itu lah saya menyarankan pada keluarga untuk melepas semua alat bantu hidup nya pasien dan merelakannya" Ucap dokter

"Tidak dok, anda tidak boleh melakukan itu! Zhan pasti bangun saya yakin itu!!!" Teriaknya tak kalah kagetnya dari ekspresi Ny. Sean.

Hingga tak lama terdengar beberapa langkah kaki yang sedikit berlari menghampiri mereka dan merengkuh tubuh Zoucheng.

Dan.

"Ada apa ini dokter?" Sebuah suara wanita terdengar

Dokter menjelaskan. Dan wanita itu pun kaget dengan apa yang dokter ucapkan.

"Dokter kembalilah, biar saya yang coba bicarakan dengan mereka" Ucapnya lembut.

Setelah itu dokter pun pergi meninggalkan mereka yang tengah sedih, bingung harus bagaimana.

Wanita itu pun menuntun Zoucheng untuk duduk di kursi tunggu dan ia pun mulai membuka pembicaraan.

"Paman, bibi maaf kan aku tidak datang tepat waktu untuk zhan" Ucap wanita itu menyesal

"Tak apa nak, paman dan bibi paham kok dengan kesibukan mu dan lagi kejadian kecelakaan Xiaozhan adalah hari dimana kamu tengah sibuk menyiapkan pernikahan mu dengan nya" Sembari melirik seorang pria yang tengah berdiri di belakang wanita tersebut.

"Paman, bibi maaf aku karena tak mengizinkanny untuk kembali kesini saat itu" Pria itu meminta maaf

"Tak apa nak paman mengerti itu. Siapa namamu? Paman dan bibi belum sempat berkenalan dengan sampai sekarang setelah kau menikah dengan ami baru bisa saling menyapa dan maaf kami sekeluarga tidak bisa menghadiri pernikahan kalian" Ucap Tn. Sean

"Ah iya. Nama saya Xu kai, paman dan bibi bisa memanggilku Kai, saya suami nya Yangmi paman. Tak apa paman, kami pula mengerti keadaannya."

"Tampan, tak kalah tampan dari zhan, pantas saja Ami dengan begitu mudahnya melepaskan pertunangan dengan zhan begitu saja" Goda nya Ny. Sean

"Iiihh apaan sh bi" Terlihat semburat merah di pipi wanita yang di panggilnya 'Ami' yang menandakan ia sedang malu karena ucapan Ny. Sean

Mereka semua pun tertawa pelan. Hingga sebuah suara lagi lagi menginstrupsi mereka.

"Pah, mah."

"Xiao lu?" Tn. Sean

Wanita itu berlari kecil kearah sepasang paru baya yang sedang menatapnya.

Sang Tuan Muda {Yizhan} End~~~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang