30. Percakapan Siapa Dan Siapa

533 102 1
                                    

Hembusan napas berat terdengar untuk memulai kehidupan dipagi yang masih gelap ini. Kazuhiko terbangun karena mimpinya yang berbicara bahwa Ratna akan pergi dari sisinya. Pergi yang mungkin tidak bisa kembali kepada, atau bisa? Yang pasti mimpi itu menyiksa pikiran Kazuhiko pagi ini. Kaki panjang milik Kazuhiko menginjak lantai-lantai yang menandakan permulaan untuk melaksanakan kehidupan seperti biasanya.

Pintu kamar terbuka dan menampakkan gadis cantik yang usianya lebih tua darinya. Mata dari gadis itu menatap dengan berapi-api seperti sangat marah namun Kazuhiko tidak tahu kesalahan apa yang telah ia perbuat hingga awal paginya ditatap seperti itu.

Gadis berjalan mendekati ranjang kasur. Dan tanpa diduga oleh pemilik kamar ini, satu tamparan mendarat pada pipi sebelah kirinya. Suaranya sangat besar seperti,

Plak!

Tatapan Kazuhiko seolah berkata, apa salahku? Apa yang membuat dirimu mendarat tamparan untukku? Hanako, gadis yang menampar Kazuhiko itu adalah Hanako. Entah kesalahan apa yang telah diperbuatnya itu, jelas membuat Hanako marah besar.

"Apakah ayah mengajarkan kau untuk menyakiti perasaan seorang gadis?!" Sentak Hanako membuat kedua alis Kazuhiko bertaut.

Kedua kaki Kazuhiko yang menginjak lantai, kini menyilang di atas kasur kapuknya. Bingung? Tentu saja. Terlebih lagi ini ia baru saja bangun tidur dan nyawanya belum mengumpul sepenuhnya.

"Maksudmu apa? Aku tidak merasa menyakiti perasaan siapapun." Kata Kazuhiko dengan santai itu sangat jelas membuat sumbu kemarahannya terbakar oleh kekesalan saat mendengar perkataan adik kesayangannya.

Plak!

Satu tamparan dengan posisi yang sama mendarat lagi membuat sensasi panas dan pedih yang menjalar diarea pipi kiri Kazuhiko. Marah? Tentu saja Kazuhiko marah. Siapa yang tidak marah jika ditampar tanpa penjelasan yang cukup jelas? Tidak ada. Kazuhiko berusaha setenang air karena ia tahu bahwa di depannya saat ini adalah kakaknya, ia tidak ingin menyakiti saudari-saudarinya.

"Jelaskan apa salahku biar aku tidak menerka-nerka, Hanako!" Kazuhiko menghembuskan napasnya agar dirinya tidak terpancing amarah yang mungkin akan melukai saudarinya.

Hembusan napas Hanako terdengar, "Apakah kau akan mengakhiri kisah asmara kau dengan Ratna setelah lika-liku yang kalian lewati? Aku tahu bahwa kemungkinan sedikit kalian bisa untuk bersama, hanya saja, bukan seperti ini caranya kau meninggalkan Ratna setelah memberikan harapan." Napas Hanako tersengal-sengal menandakan ia berbicara dengan marah, meskipun nada bicaranya bisa terdengar lembut ditelinga Kazuhiko. "Aku tahu ini bukanlah permasalahan diriku, tapi kau sungguh keterlaluan Kazuhiko! Berhari-hari kau bersama gadis entah siapa itu, memberi jarak kepada Ratna, dan kau seolah melupakan perjuangan kau untuk mendapatkan Ratna kembali bekerja pada rumah ini."

"Gadis itu adalah anak dari pria tua yang berniat menikahi dirimu, Hanako."

Hanako seketika bungkam mendengar siapa gadis yang berhari-hari ada disisi adiknya itu. Tatapan mata saling bertautan dengan pemikiran yang mungkin saling bertanya dan memberikan jawaban di dalam kepala masing-masing. Kazuhiko menunduk, ia salah karena memberi jarak kepada Ratna. Ia hanya memikirkan keselamatan keluarganya tanpa memikirkan Ratna, gadis yang telah membuat dirinya yang berdosa, sedikit demi sedikit berusaha untuk tidak melakukan dosa.

"Untuk apa? Kau mencintai gadis itu?" Gelengan kepala mendominasi jawaban atas pertanyaan dari Hanako. "Tentu saja tidak, Hanako! Aku tidak bisa mencintai gadis manapun setelah menemukan Ratna. Aku mengajak Balvita berkeliling hanya untuk menyelamatkan keluarga kita. Memang seharusnya aku tidak memberi jarak kepada Ratna, namun jika tidak maka itu akan membahayakan dirinya."

Tatapan berapi-api itu kini berganti dengan tatapan kasihan. Hanako mengusap pipi Kazuhiko yang merah dan disudut bibirnya sedikit mengeluarkan darah karena tamparan Hanako tadi. Demi bumi dan langit, apa yang ditulis oleh sang Tuhan untuk takdir-takdir makhluk yang ada di atas bumi ini?

Batavia 1942 [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang