Rencana apa yang sedang dilakukan oleh ibunya, yang pasti Kazuhiko selalu melihat dengan mata kepalanya menyiksa Ratna dengan terus-menerus, meskipun kesalahan gadisnya terlihat sederhana dimata Kazuhiko. Akan tetapi, hukuman yang diberikan sang ibu sangat tidak setara dengan apa kesalahan yang dilakukan oleh Ratna. Melihat beberapa lebam dan luka yang berada pada tubuh Ratna, membuat Kazuhiko meringis sendiri. Mulai dari wajah cantiknya, lengan, kaki, dan pastinya punggung sebagai tempat paling utama Narumi menyiksa Ratna.
Banyak sekali pertanyaan yang muncul setiap saat pada isi kepalanya yang kecil ini. Pertanyaan dari sikap Narumi tiba-tiba berubah tanpa adanya penjelasan yang mudah dimengerti oleh Kazuhiko, hubungan Kaiya dan Hanako yang terlihat tidak baik-baik saja, dan lainnya. Diruang tamu, suasana pada ruangan ini terasa lebih sesak dari biasanya. Tatapan Ryuzaki yang menatap Kazuhiko pun terlampau sangat serius. Seolah ingin membicarakan sesuatu yang membuat ia, Narumi, dan Hanako berkumpul pada ruangan tersebut.
"Ini minumannya tuan, nyonya, dan nona." Kata Ratna dengan sopan, menaruh cangkir dan teko yang berisi teh hangat. Ia bangkit dari memberikan cangkir dan teko tersebut namun, "Duduklah." Suara Ryuzaki memenuhi ruangan yang sesak itu dengan nada yang tegas memerintahkannya.
Ratna menatap tidak mengerti kepada kepala keluarga dari keluarga Nakamura atas perintahnya. Situasi macam apa yang akan dihadapi oleh Ratna saat ini? Gadis pribumi itu hanya diam tanpa sepatah katapun dengan mengikuti perintah sang tuan. Kazuhiko hanya bisa menghela napas pelan saat matanya menangkap lebam-lebam yang ada. Lebam itu memberikan rasa sakit kepada fisik Ratna, berbanding balik kepada hati Kazuhiko. Hanako hanya bisa menatap tanpa ingin banyak berbicara kepada gadis yang saat ini sedang diintimidasi oleh ayahnya.
Kesalahan apa yang diperbuat oleh Adiratna Maryanti hingga membuat suasana yang memuakkan seperti ini wahai sang Tuhan? Tatapan intimidasi itu, kini beralih menatap Kazuhiko yang menunduk begitu dalam. Belum ada pertanyaan apapun yang keluar dari bibir Ryuzaki maupun Narumi, tetapi, diamnya mereka membuat Kazuhiko bungkam seolah ajalnya sebentar lagi akan mendatangi dirinya.
"Apa kau menyukai pribumi ini, Kazuhiko?" Pertanyaan yang terdengar lantang dilemparkan oleh Nakamura Ryuzaki kepada anak laki-lakinya, Nakamura Kazuhiko. Pria gondrong itu memilih diam, membiarkan keheningan menjawab pertanyaan menjebakan itu. "Kau menyukai putra saya, Adiratna Maryanti?" Pertanyaan itu dialihkan kepada Ratna yang sedari tadi menundukkan kepala.
Ia mengangkat kepalanya saat namanya disebut oleh Ryuzaki. Belum ada jawaban atas pertanyaan tersebut, membuat Ratna melirik sekilas Kazuhiko yang menunduk. Menunduk layaknya kehilangan kata-kata kejamnya yang selalu ia lontarkan pada pribumi lain. Senyuman tipis dipancarkan oleh Ratna, sebelum kepala itu menggelengkan kepala sebagai jawaban dari pertanyaan tuan rumah ini. "Tidak tuan." Jawab gadis pribumi itu.
Ada rasa yang tidak bisa dijelaskan hingga membuat hatinya sakit, saat dua kata itu dilontarkan dengan mudah. Bohong jika Kazuhiko tidak merasakan sakit itu saat gadisnya menjawab kata 'tidak'. Ingin rasanya ia menjawab bahwa itu adalah kebohongan, tapi kembali lagi dengan konsekuensi yang akan keduanya terima jika ia memberitahukan yang sebenarnya. Tatapan Narumi menjelaskan bahwa dirinya menentang jawaban dari gadis yang menjadi satu-satunya pembantu di dalam rumah ini. Isi kepala wanita itu selalu dihantui setiap saat oleh ucapan-ucapan Seodira Balvita tempo lalu yang membuat Narumi tersinggung, sampai dirinya berpikir bahwa gadis yang dimaksud oleh Balvita adalah Ratna.
Narumi berusaha untuk menyangkal ucapan Balvita, akan tetapi, setelah dirinya perhatikan, memang ada sesuatu yang mengganjal layaknya batu diantara kaki dan sepatu yang sedang dipakai. Ditambah pembelaan pada gadis pribumi dan tatapan sakit yang berada diwajah Kazuhiko saat Narumi menyiksa Ratna. Karena sebagai manusia yang melahirkan sosok pria gondrong itu, ia tahu bagaimana watak serta sifat yang ada di dalam tubuh Kazuhiko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Batavia 1942 [Tamat]
Historical FictionTerlalu banyak negeri yang menginginkan tanah Indonesia menjadi salah satu bagian dari negeri mereka. Hingga negeri seindah Jepang pun menginginkan Indonesia dan salah satu tangan kanan dari seorang Jenderal menemukan sesuatu yang lebih indah dari n...