Keesokan harinya, setelah tahu bahwa Kazuhiko dan Ratna saling mencintai, Ryuzaki memberhentikan Ratna sebagai pembantu keluarga Nakamura. Ia melakukan hal itu untuk memberikan jarak kepada anaknya dan Ratna, gadis pribumi yang dicintai oleh Kazuhiko. Kehidupan Ratna kembali seperti semula, menjadi pribumi biasa dan menikmati air sungai dengan waktu lebih lama dari satu tahun terakhir ini. Berkali-kali ia dan teman sebayanya tertawa riang bercerita tentang pria yang membuat mereka jatuh hati. Ratna hanya bisa memberikan senyuman saat teman sebayanya berkata bahwa beberapa minggu lagi akan melakukan ritual pernikahan dengan pria yang dicintainya. Ada luka yang tidak terlihat saat menyadari bahwa Ratna dan Kazuhiko tidak bisa melakukan ritual pernikahan seperti itu, karena semuanya tidak setara.
Ratna tahu bahwa Ryuzaki memberhentikan dirinya karena alasan seperti itu. Ia memakluminya. Maka saat mendengar cerita teman sebayanya, Ratna hanya bisa mengingat senyuman langkanya, gerakan yangan yang merapikan anak rambut, serta pelukan yang menyalurkan rasa hangat dan keberanian di dalam dirinya. Mungkin lebih baik seperti itu, daripada bertahan di dalam rumah Nakamura dan berakhir mati karena penyiksaan Narumi. Namun di lain sisi, Ratna menyesal karena harus keluar dari rumah yang mungkin akan menyembunyikannya dari seseorang. Sepertinya ia harus menagih janji Kazuhiko yang akan menyembunyikan dirinya dari seseorang, dan seseorang yang dimaksud oleh Ratna adalah kakak laki-lakinya.
"Lagi?" Tanya Ratna saat telah sampai rumah dan melihat mbak yunya memegang gulungan kertas kusam ditangan. Anggukan kepala terlihat dari mbak yu, lalu memberikan gulungan tersebut kepada sang pemiliknya. "Kang mas terlalu menyayangimu, Ratna." Kata mbak yu.
Ratna hanya bisa menghela napasnya saat mendengar perkataan mbak yu. Wanita yang berkata bahwa kakak laki-laki Ratna menyayanginya itu, hanya tahu bahwa kang mas Ratna memberikan pesan berupa gulungan kertas menanyakan bagaimana kehidupan Ratna yang jauh dari rumah asalnya, tanpa tahu maksud sebenarnya dari surat ini. Setelah membaca semua yang ditulis oleh kang masnya, Ratna langsung merobeknya hingga kecil dan tak terlihat. Lalu ia buang begitu saja hingga terbawa oleh semilir angin.
"Kau seharusnya tidak seperti itu. Jika kau benci dengannya maka bicarakan secara langsung, Ratna. Bukan berlari seperti seorang pencuri yang ketahuan." Nasihat sang mbak yu membuat Ratna mendengus.
Ratna masuk ke dalam rumah karena muak mendengar nasihat-nasihat yang dikeluarkan oleh wanita itu. Mengingat wajah kang masnya saja sudah membuat dirinya sebal, bagaimana jika bertemu langsung? Ratna akuin bahwa kang masnya memang sangat menyayanginya, meskipun banyak perbedaan nyata diantara kedua bersaudara itu. Seperti saat dirinya remaja yang suka sekali dengan alam bebas, kang mas akan selalu menyempatkan waktunya hanya untuk mengajak Ratna melihat sawah, sungai ataupun alam yang ada disekitar sana.
"Ratna, ayo lebih cepat sebelum gerbang ditutup oleh romo." Teriak kang mas yang berada di atas sepeda, membuat Ratna yang sedang menikmati pemandangan di tengah sawah harus berlari menghampiri kang mas tersayangnya.
Ratna duduk di atas sepeda yang masih memiliki satu tempat untuk dirinya. Ia mendudukkan bokongnya dengan arah menyamping dan setelah siap, pria yang berada di depan Ratna mulai mengayuh pedal sepeda. Tak lupa, Ratna memeluk tubuh kang mas dari belakang agar dirinya tidak jatuh saat sepeda sedang berada dijalan yang tidak baik. Mereka akan menjadi keluarga bahagia jika bukan saudara, seperti itu yang Ratna dengar dari pembicaraan warga sekitar yang melihat mereka. Namun ada beberapa kata yang memang membuatnya sedih, perkataan yang dibicarakan oleh mereka tentang perbedaan antara Ratna dan kang mas.
"Ora didengarkan, Ratna! Biarkan mereka berbicara tentang kau apapun itu, namun yang perlu kau tahu bahwa kang mas selalu ada disamping dirimu." Ucap kang mas yang membuat hatinya sedikit menghangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Batavia 1942 [Tamat]
Historical FictionTerlalu banyak negeri yang menginginkan tanah Indonesia menjadi salah satu bagian dari negeri mereka. Hingga negeri seindah Jepang pun menginginkan Indonesia dan salah satu tangan kanan dari seorang Jenderal menemukan sesuatu yang lebih indah dari n...