Cahaya matahari kini sudah menampakkan dirinya pada alam semesta. Jenderal Ito Akeno merasa murka pada kedua pembantu rumah tangganya yang berani keluar tanpa izin. Sang Jenderal tentunya bukan seorang yang mudah memaafkan. Ia akan puas ketika manusia seperti itu telah tersiksa atau diberi hukuman. Sebagai istri pertama, nyonya Ito menyuruh seluruh pekerja dirumahnya untuk kembali saat matahari telah berada di tengah-tengah. Pekerja yang masih berada di dalam rumah, hanyalah Sri dan juga Ratna yang masih menjadi tanda tanya.
"Nona Balvita, tuan Ito menyuruh anda menuju belakang rumah bersama dengan Ratna pula yang masih berada di dalam." Ucap Sri dari luar kamar.
Kedua gadis yang hanya berselisih umur satu tahun itu saling menatap. Sejak Balvita menutup pintu setelah berbicara dengan sang Jenderal subuh tadi, yang dilakukan oleh keduanya hanyalah diam. Entah apa yang mereka pikirkan.
"Ayo." Ajak Balvita yang terdengar sangat angkuh. Ratna mengangguk dan berjalan mengikuti jejak Balvita.
Entah, hanya perasaan Ratna saja atau memang dirinya yang belum tahu sikap Balvita. Karena, untuk seperti ini, dapat Ratna katakan bahwa Balvita tidak seperti nona muda yang ia kenal. Ratna menghela napasnya pelan. Mungkin karena kejadian semalamlah yang membuat Balvita berbeda pagi ini.
Dua gadis yang lahir dari negeri yang berbeda, kini menjadi sebuah pusat perhatian manusia yang berada di belakang rumah. Tanpa sengaja pula, Ratna menatap mata tajam milik Kazuhiko. Dan pria berambut gondrong itu tersenyum tipis meskipun hampir tidak terlihat. Ia langsung menundukkan kepalanya saat Jenderal Ito Akeno menatapnya dengan sangat serius.
"Ratna, apa benar semalam kau ikut bersama mereka?" Pertanyaan yang serius keluar dari bibir sang Jenderal.
Ratna benar-benar dibuat bingung untuk menjawabnya. Saat ia baru membuka mulutnya, Balvita langsung menjawab pertanyaan sang ayah.
"Bukankah tadi pagi ayah melihatnya berada di dalam kamarku? Mengapa kini kau pertanyakan kembali?" Jawaban Balvita membuat salah satu gadis pribumi yang sudah memiliki banyak lebam di sekujur tubuhnya itu mengangkat kepalanya.
"Bohong tuan! Ratna ikut bersama kami tuan, maka Ratna pun harus sama dihukumnya bersama kami berdua." Ucapnya dengan sangat lancang.
"Kau menganggap diri saya ini pembohong? Untuk apa saya membohongi seorang ayah demi gadis yang terlahir dari negeri yang sedang dijajah? Untuk apa saya membela seorang gadis yang bahkan terlahir tanpa menyandang marga satupun? Untuk apa saya berbohong untuk gadis yang bahkan tidak pernah setara dengan saya?"
Ratna terkejut akan ucap Balvita saat ini terdengar angkuh. Bukan Ratna saja yang terkejut akibat keangkuhan Balvita. Sang Jenderal, nyonya Ito, nyonya Seodira Eugene, Sri, dan kedua gadia yang sedang bersimpuh pun sama terkejutnya. Seolah melihat wujud asli dari seorang Seodira Balvita. Namun, ucapan Balvita tadi membuat seorang Adiratna Maryanti mengerti siapa dirinya.
"Tuan, tolonglah percaya pada saya. Ratna benar-benar ikut bersama kami tadi malam." Ucapnya berusaha meyakinkan sang Jenderal.
Ratna menatap tangan Balvita yang mengepal keras. Wajahnya yang putih kini terlihat seperti memerah karena menahan amarah. Balvita berjalan mendekati gadis yang berusaha meyakinkan Jenderal Ito Akeno dan tanpa aba-aba, gadis bermarga Seodira itu menampar pipi gadis pribumi itu. Gadis pribumi yang dari tadi diam, menatap lekat Balvita. Ia tersenyum tipis.
"Nona ingin mengorbankan dua manusia demi satu manusia saja? Nona sungguh licik." Bisik gadis itu membuat Balvita benar-benar rasanya ingin membuat mereka tidak bernapas lagi.
Ia berbalik menatap sang ayah dengan ekspresi yang amat sangat terbaca oleh Kazuhiko situasi seperti apa saat ini. Balvita menghampiri Jenderal Ito Akeno dengan meneteskan air mata sambil berkata,
KAMU SEDANG MEMBACA
Batavia 1942 [Tamat]
Historical FictionTerlalu banyak negeri yang menginginkan tanah Indonesia menjadi salah satu bagian dari negeri mereka. Hingga negeri seindah Jepang pun menginginkan Indonesia dan salah satu tangan kanan dari seorang Jenderal menemukan sesuatu yang lebih indah dari n...