22. Rindu Yang Terbawa Angin

707 130 5
                                    

"Ratna, tolong panggilkan Kazuhiko untuk makan bersama."

Ratna yang baru saja menyajikan sebuah makanan untuk keluarga Nakamura hanya bisa mengangguk dengan tersenyum tipis saat mendengar ucapan Nakamura Ryuzaki. Gadis itu berjalan kearah kamar anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga berklan Nakamura ini. Sebenernya, dari meja makan menuju kamar Kazuhiko hanya terhalang dinding saja.

Ketukkan pintu terlebih dahulu dilakukan oleh Ratna untuk memberikan hormat sopannya sebelum membuka pintu kamar pria itu. Saat pintu pintu kamar Kazuhiko dibuka oleh Ratna, pintu kamar sebelah pun ikut terbuka dan menampakkan sosok gadis cantik yang baru keluar dari kamar tersebut. Kaiya menatap Ratna tajam karena gadis pribumi itu berada di depan kamar kakak laki-lakinya, Nakamura Kazuhiko.

"Sedang apa kau di depan kamar kakak ku?" Tanya Kaiya dengan tatapan mengintimidasi. Ratna menundukkan kepalanya,

"Saya disuruh oleh tuan Ryuzaki untuk membangunkan tuan Kazuhiko."

Jawaban Ratna membuat Kaiya mengangguk lalu berlalu pergi menuju meja makan. Namun saat gadis berdarah Jepang itu tepat di belakang tubuh Ratna, ia berhenti lalu melirik sedikit kearah Kazuhiko yang tengah tidur di atas kasurnya.

"Jika pria itu susah dibangunkan, tiup telinganya." Kata Kaiya membuat Ratna membalikkan tubuhnya menatap sang nona. "Untuk apa?" Tanyanya dengan mata yang linglung.

"Itu kelemahan dia agar bisa dibangunkan."

"Baiklah."

Kaiya melanjutkan langkahnya untuk menuju meja makan. Ratna masih sangat bimbang untuk membangunkan Kazuhiko atau tidak. Pasalnya, ini adalah pertama kalinya ia mendekati Kazuhiko setelah kejadian saat bermain air hujan tiga hari yang lalu. Ia menggigit kuku jari telunjuknya yang menandakan bahwa gadis pribumi itu sangat bingung.

Hembusan napas pasrah dilakukan oleh Ratna. Ia memilih untuk membangunkan seorang Nakamura Kazuhiko dari pada dirinya harus menerima siksaan dari Narumi dan Kaiya karena tidak menjalankan perintah dari mereka. Ratna berdiri tepat ditepi ranjang kasur. Wajah Kazuhiko terlihat sangat menenangkan jika sedang tertidur seperti ini. Rasanya seperti,

Seperti ia ingin berlama-lama menatap wajah yang menenangkan itu. Rasanya ia ingin terus melihat wajah Kazuhiko yang seperti ini, tidak datar seperti biasanya. Jika diberi kesempatan oleh alam semesta untuk meminta sesuatu, mungkin Ratna akan meminta Kazuhiko yang baik seperti tiga hari yang lalu. Kazuhiko yang baik pada pribumi, Kazuhiko yang lembut, Kazuhiko yang—

"Aku lupa bahwa ia adalah iblis." Lirih Ratna dalam hatinya.

Jari telunjuk Ratna menyentuh lengan Kazuhiko. Bukan menyentuh, melainkan menekan-nekan untuk membangunkan seorang iblis yang sedang tertidur. Cukup lama gadis pribumi itu membangunkan dengan cara seperti itu, namun hasilnya tidak membuahkan. Sepertinya benar ucap seorang Nakamura Kaiya bahwa Kazuhiko susah untuk dibangunkan kecuali dengan meniup telinganya.

Ratna berjongkok menyamakan dengan telinga Kazuhiko. Dengan kekuatan yang ia kumpulkan, Ratna meniup telinga milik pria gondrong yang sedang tertidur itu dan hasilnya,

"Aww." Ringis Ratna dengan memegang kepala bagian kirinya.

Pria yang telinganya ditiup itu menatap Ratna dengan datar seperti biasanya. Sedetik kemudian setelah nyawanya terkumpul, ia merasa bersalah atas apa yang ia lakukan pada Ratna. Jujur, ia tidak sengaja mendorong kepala Ratna kearah kiri dimana itu adalah bagian tubuh ranjangnya. Itu terjadi karena Kazuhiko terkejut akan angin yang masuk ke dalam telinganya.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Kazuhiko dengan nada seperti biasa namun tanpa siapapun tahu bahwa pria itu khawatir.

Tangannya menarik pelan kepala Ratna lalu dengan teliti Kazuhiko menatap kepala tersebut. Ratna yang diperlukan seperti itu hanya bisa tersenyum diam-diam. Jujur, ia menyukai Kazuhiko yang seperti ini.

Batavia 1942 [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang