35...

92 10 12
                                    


   Arin menatap cincin yang ada di jarinya.
Ia memaksakan diri mengenakan benda itu meskipun tidak nyaman. Cobaan macam apa ini, mengapa harus datang seorang penghalang di saat-saat begini.

Tidak, Arin ingin bersikap tegas. Ia melepaskan cincin itu dan melemparkannya masuk ke dalam vas bunga yang kosong. Karena Caya sedang pergi ke luar kota, vas bunga itu akan kosong karena tak ada yang menggantinya.

Arin mengerutkan wajahnya sambil menggerutu. Mengapa harus seperti ini, ia kesal tapi merasa tak seharusnya ini semua terjadi, menyebalkan.

Evans mengatakan ia terobsesi pada Arin. Apakah itu tidak mengartikan cinta. Apakah selama ini ia hanya sebuah permainan.

"Miss?"

"Ada apa? Tolong batalkan acara ku hari ini"
Ia tidak sanggup jika harus terbebani oleh dua hal. Pekerjaan dan yang ia sedang pikirkan sekarang, rasanya ingin tidur saja seharian.

"Em, ada yang ingin bertemu dengan Anda" kata Olivia lembut.

"Siapa?"
Arin mengubah ekpresinya dengan cepat.

"Mr. Alex"

"Ha? Ngapain dia menemui ku?"
Arin mulai menerka-nerka dan ia tidak yakin tentang apa yang terjadi. Apakah Caya pergi sebelum masalah antara mereka selesai.

"Di mana dia?"

"Rooftop apartemen"

Arin menghela nafas lalu berjalan keluar dari kamarnya. Kenapa pria itu malah mengambil tempat tinggi. Apakah dia akan bunuh diri jika tak ada titik terang pada hubungannya.

Arin menunggu lift untuk naik ke atas. Ia langsung melangkahkan kaki menuju rooftop.

Alex terlihat berada di depan pagar pembatas. Dia menjadi manusia menyedihkan di matanya, Alex seperti menikmati kesedihannya secara dramatis.

"Kenapa?"
Tanya Arin sambil berjalan menghampiri Alex.

Pria itu menoleh ke belakang, setelahnya ia menyadarkan tubuh pada pagar.

"Di mana Caya?"

"Pergi ke luar kota"

Benar bukan perkiraannya.
"Kau ingin minta pertanggungjawaban Caya?"

"Apa?"

"Caya bilang sesuatu hal buruk terjadi pada hubungan mu. Apa kau ingin meminta pertanggungjawaban dari sahabat ku?" Arin saat ini benci pada semua yang berhubungan dengan Evans.

Ia menghela nafas sambil melihat ke arah langit. Lihatlah, melodrama sekali yang terjadi di depan matanya Alex sedang berhadapan dengan orang yang memiliki hubungan dengan kisah cintanya tanpa pria itu sadari.

"Saat kau kecelakaan lima tahun yang lalu. Apa yang terjadi sebenarnya?"

"Aku hanya tertembak, urusan bisnis. Tak ada yang menarik untuk di ketahui lebih dalam"
Sanggahnya.

Arin memahami jika Alex tidak akan mengatakan lebih lanjut tentang segala tragedi saat itu. Arin bukan orang penting bagi Alex, tapi pria itu pasti akan mengatakan dengan sendirinya. Karena suatu keadaan pastinya.

"Apapun itu, kau tidak bisa meminta Caya bertanggung jawab atas yang telah terjadi"

"Aku tidak ingin menyuruhnya bertanggung jawab. Aku hanya ingin dia kembali membujuk Angel"

Oh, ternyata Arin salah memperkirakan. Tapi Caya dalam keadaan yang aman saat ini.
Namun, Arin perlu mempertanyakan satu hal pada Alex.

"Kenapa kau begitu egois"

On Business 21+ [ Arin & Evans ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang