15...

113 11 0
                                    

Evans merasa begitu tersiksa pada lukanya. Ia mulai memaki Galih yang sudah melukai dirinya di sana.

Sejujurnya ia baru sadar tadi pagi dan hampir sedikit kebingungan. Bahkan ia tidak fokus ketika Arin mengajaknya bicara. Ralat, bahkan ia tidak tahu apa yang wanita itu tanyakan padanya.

Ia harus segera pergi dari rumah sakit karena akan ada banyak polisi yang datang. Semalam, hampir saja Arin terbunuh jika ia datang terlambat.

Evans juga hampir terbunuh karena ia berkendara di jalanan dengan keadaan yang hampir tak sadarkan diri.

"Perlukah kita cari rumah sakit lain Tuan?"
Tanya Riko yang tahu jika Evans masih butuh perawatan.

"Tidak, aku ingin pulang"
Jawab Evans masih memejamkan matanya.

Tapi ia penasaran dengan apa yang terjadi pada Arin sehingga ingin ikut campur dalam masalah ini. Mungkin saja ada celah yang bisa Evans manfaatkan agar Arin mau menyetujui tawarnya yang sudah usang.
Evans akan terdengar begitu ambisius dan terobsesi dengan pekerjaannya tapi ia tidak perduli.

"Cari tahu apa yang terjadi Riko"
Titahnya.

"Baik Tuan"

Ia sampai di rumah dan langsung merebahkan dirinya di atas kasur. Ini sungguh menganggu dirinya, bahkan saat terbaring pun rasa sakit masih menyerangnya.

"Evans"
Suara yang begitu tak ingin ia dengar sekarang.

Seorang wanita masih mencarinya dari ruangan satu ke ruangan lain.

"Evans!!!"
Benar, wanita itu menemukan Evans dan langsung menghampiri dirinya dengan respon yang begitu heboh.

Evans jengah, untuk apa wanita ini datang? Ia tak mengharapkannya, sama sekali.

"Apa yang terjadi, kau terluka lagi. Siapa yang melukai mu. Apakah sakit? Apa kau butuh sesuatu?"
Serentetan pertanyaan muncul dan membuat Evans makin kesal.

"Celina satu satunya yang ku butuhkan adalah kau keluar dari sini!"
Marah Evans dengan dahi yang berkerut.

Celina menanggapi bentakan Evans dengan wajah memelas. Jangan tertipu, Evans tau itu hanya sekedar drama.

"Berhentilah mengganggu ku!"
Evans mulai menyesali pernah perduli pada jalang seperti wanita di hadapannya. Seharusnya ia tak menyelamatkan wanita itu saat ia hampir diperkosa di club. Sayang sekali itu sudah terjadi. Karena dia terus menganggu tanpa lelah dirinya Sekarang. Ia benar-benar akan pindah jika wanita itu masih suka menerobos rumahnya.

Riko dan beberapa anak buahnya datang tak lama kemudian. Menyeret Celina untuk pergi dari sana. Ini yang terakhir kalinya Evans akan melihat Celina. Ia perlu membuat wanita itu takut dan tak akan mendekati dirinya lagi. Selamanya.

 Selamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Celina.

Pukul 08.00 malam.

On Business 21+ [ Arin & Evans ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang