24: cincin?

112 10 0
                                    


Caya mengajak Arin untuk mampir ke toko perhiasan. Mereka menjual segala jenis bahan untuk aksesoris.
Saat baru saja masuk ia bertabrakan dengan seseorang wanita ketika masuk sehingga tak sengaja rantai tas Arin putus begitu tiba-tiba.

"Je m'excuse. Je suis vraiment, vraiment désolé."
(Maaf, aku benar-benar minta maaf)
Katanya.

"It's oke. Don't worry"
Balas Arin.

"Sini, aku bawa aja tas mu"
Kata Caya lantas memasukkan ke dalam paper bag yang ia bawa.

Perak, tembaga, emas putih, titanium, rhodium. Semua bahan ada di sana.

Arin tak pernah benar-benar mengenakan aksesoris. Mungkin hanya sekedar cincin atau jam tangan yang hanya di pakai ketika acara atau kerja saja. Entah mengapa ia merasa gatal jika mengenakan beberapa tipe bahan aksesoris.

Sebuah cincin yang berkilau menarik perhatiannya. Itu daya tarik berlian yang memantulkan cahaya.

"Berapa harganya?"
Tanya Arin setelah memakai benda tersebut.

"Untuk wanita cantik, 300 euro akan sangat cocok nona"
Kata wanita itu. Dia terlihat berumur 45 tahun untuk orang Eropa.

"Tunggu sebentar"
Kata Arin.

Ia mencari Caya di tempat itu. Segala alat pembayaran yang ia miliki ada pada wanita itu. Caya sedang sibuk di salah satu ruangan yang cukup jauh karena toko ini juga menjual berbagai kerajinan rajut.

Arin segera kembali dan menemui kasir kembali. Tapi ketika ia sampai, tampak seorang wanita tua kini memegang cincin yang sudah menjadi incarannya.

"Ini dia wanita yang menginginkan cincin itu nyonya"
Kata penjaga toko.
Arin tersenyum pada wanita tua tersebut.

"est-ce que je peux l'avoir?"
(Bisakah aku memiliknya?)
Tanyanya dengan bahasa Prancis.

"Dia bertanya apakah dia bisa memiliki cincin itu"
Penjual toko membantu Arin yang awam dengan bahasa Prancis untuk menerjemahkannya.

"Em.."
Rasa tidak tega, tapi entah mengapa Arin juga sangat menginginkannya.

"Je veux offrir un cadeau à mon petit-fils qui est probablement plus jeune que toi."
(Aku ingin memberikan hadiah kepada cucu saya yang mungkin lebih muda dari Anda)

"Ia ingin memberikan cucunya hadiah cincin itu."
Si penjaga toko kembali menjelaskan.

Arin menghela nafas, ya itu hanya sekedar cincin bukan?

"Baiklah kau bisa memilikinya"
Kata Arin dengan senyuman lebar.

"Ah bon? Merci mademoiselle. Merci"
Wanita tua itu terlihat bahagia setelah penjaga kasir menjelaskan apa yang Arin katakan.

"De rien"
Balas Arin. Itu mengartikan sama sama.

"Jangan khawatir nona, di sini masih banyak cincin lain. Silahkan lihat-lihat lagi. Akan ku berikan diskon untuk mu"
Penjaga toko itu mengapresiasi sikap Arin yang baik. Tapi sayang sekali, minatnya pada perhiasan lain sudah tak ada. Sayang sekali itu bukan keberuntungannya.

Seharian mereka memutari Prancis. Berfoto sampai menumpuk di galeri. Tempat itu indah sehingga apapun sangat bagus ketika di foto.

"Ada pesta dansa nanti malam. Mereka juga menggalang dana untuk seni fashion "
Kata Caya setelah membaca undangan yang Ethan berikan tadi siang.
"Kau mau ikut?"

On Business 21+ [ Arin & Evans ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang