8:Pertanyaan

158 17 0
                                    


Ini belum hari Rabu, tapi ia sudah ada di ruang kerjanya di kantor. Mereka akhirnya mengambil proyek itu, bekerja sama dengan perusahaan kosmetik dan itu sudah dipertimbangkan.

Hari-hari yang selalu di penuhi pekerjaan. Apakah ia punya kesempatan berkencan jika sudah seperti ini.
Tiba-tiba saja ia berpikir untuk berkencan.
Arin menghela nafas untuk kembali fokus.

Olivia sedang menelpon di sudut ruangan itu. Sedangkan Pak Andi datang untuk memberikan laporan kantor. Dia juga berkata ingin mengenalkan pegawai terbaik kantornya.

Arin mengiyakan hal tersebut, dan pintu tak lama di ketuk. Wanita dengan wajah penuh senyuman berjalan dengan anggun ke hadapannya.

Kini sebuah hal yang mengejutkan terjadi di ruangannya.
Lagu cicak-cicak di dinding akan sangat cocok untuk keadaan ini.

Datang seekor nyamuk, Hap!
Arin menangkap di ingatannya tentang siapa wanita itu.

"Saya Geri,Miss"
Katanya.

Arin tersenyum jahat, ini kali pertama dia melakukan hal itu. Melihat wanita yang pernah berciuman di kamar mandi dengan orang yang ia duga karyawan kantornya datang dengan mandiri seperti nyamuk kelaparan.

"Aku yakin kamu ingat siapa aku Geri"

Geri terlihat terdiam, senyumannya pudar dan keterkejutan muncul setelahnya.

"Jadi Geri apakah kamu sudah menikah?"
Tanya Arin, kini ia meninggalkan pekerjaannya sejenak untuk bermain-main pada wanita menyebalkan di depannya.

Geri terlihat menundukkan kepalanya.

"Belum Miss"
Suaranya terdengar sangat lirih tapi Arin bisa mendengarnya.

'huh kena kau bitch'
Geram Arin, sudah seharusnya ia bersikap sopan seperti sekarang jika tau sejak awal.

Tidak, Arin tidak akan memecatnya. Jika mereka bilang Geri punya kinerja yang bagus ia akan biarkan wanita itu di bekerja kantornya. Tapi Arin punya solusi yang lebih baik.

"Baiklah, aku sangat suka dengan mu Geri. Pak Andi tolong dia di pindah ke kantor lain agar seluruh kantor mendapatkan karyawan berlian sepertinya."

"Apa? Anda yakin Miss"

"Kalimantan? Apakah itu sudah cukup bagus?"
Kata Arin sambil menatap ke atas berpikir pertimbangan yang lebih baik.

"Tapi Miss-" Pak Andi terheran-heran dengan rencana bosnya ini.

"Ah, Samarinda. Pindahkan dia besok"
Arin tersenyum kepada dua orang itu.
Tatapannya tajam, penuh perintah membuat mereka hanya bisa terdiam.

"Baik"
Setuju pak Andi. Pria itu sedikit bingung rencana yang Arin lakukan.

"Baik, semua kembali bekerja"
Kata Arin sebagai permintaan halus menginginkan mereka keluar.

Geri sudah berjalan menuju pintu keluar. Tapi wanita itu berjalan mendekat kembali dengan wajah sedih.

"Miss, tolong maafkan aku! Aku benar-benar minta maaf aku salah. Tolong maafkan aku."

Arin menaikan satu alisnya.
"Apakah kamu berbuat salah padaku?"
Pancing Arin, sedangkan Geri hanya terdiam dengan air mata yang sudah menggenang.
Arin tahu Geri hanya diam karena dia tidak mau memperburuk citranya.

Akhirnya wanita itu menerima dengan terpaksa sedangkan Arin kini merasa sangat puas. Itu pelajaran berharga untuk Geri bukan? Jika sudah seharusnya kita bersikap sopan dimanapun keberadaan kita.

Jam makan siang Arin datang ke cafe milik Rion. Ia penasaran mengapa tempat itu di penuhi banyak hiasan dan bentuk hati di mana-mana.

"Hai"
Sapa Rion kebetulan sedang membawa balon warna merah dan putih.

On Business 21+ [ Arin & Evans ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang