Keping 31 : Usaha Gara

445 64 27
                                    

happy reading

-🐸🐣-

.

.

Tidak ada yang bisa Senandung lakukan selain hanya memasrahkan dirinya digeret ke sana ke mari oleh Gara. Persis seperti petugas keamanan yang menemukan balita tersesat, lalu membawa sang balita yang ditemukannya kemana pun ia pergi sampai mendapati kembali keberadaan orang tua si balita.

Untung saat ini sedang jam istirahat. Jadi tak satupun rekan seperjuangan Gara yang tahu kalau di dekat pintu keluar, pemuda tinggi bersorot mata tajam itu sedang mengulur waktu. Memanfaatkan keadaan agar bisa berdua saja dengan Senandung.

Gara terus membawa Senandung berjalan bersamanya sampai ia menemukan tempat yang pas untuk mereka berdua duduk dan beristirahat. Dan kini, setelah lima menit lebih mengitari lokasi sekitaran pintu keluar, Gara akhirnya menemukan tempat duduk dengan angel yang pas, cocok untuk mereka beristirahat di sana.

"Di sini keren nih Sena, teduh karena tertutup tiang dan nggak banyak orang lalu-lalang." Gara melepaskan pegangannya dari tangan Senandung, cepat membersihkan dua kursi pengunjung di depan mereka yang terlihat kotor dengan tangannya, lalu menghadapkan tubuhnya pada gadis ayu di belakangnya untuk mempersilakan sang gadis duduk, "ayo Sena, kita dudu-"

Senandung sekarang sudah tak lagi menunduk, wajahnya tepat menghadap ke arah Gara, dengan bekas air mata yang belum sempat dihapus dan linangan susulan yang menggenang di korneanya.

"Kamu kenapa, Sena?" Gara terkejut mengetahui Senandung terlihat seperti sedang menangis, lalu ia mendekatkan jaraknya pada sang gadis.

Senandung tak langsung menjawab tanya Gara, ia memilih untuk mendudukkan dirinya terlebih dahulu. Setelah merasa nyaman, barulah ia menjawab, "siang ini cuacanya panas sekali, Gara."

"Urusannya panas ama keluar air mata apa, Sena?" Gara bertanya penasaran. Duduk di sebelah Senandung sambil membuka setengah resleting jersey balapnya.

Mengetahui Gara yang tadi ada di sebelah Arumi kini berada di dekatnya, sesak di dada Senandung menguap sedikit demi sedikit. Dengan tangan yang sibuk membersihkan sisa air matanya, gadis itu menjawab tanya Gara sambil melibatkan seratus persen otaknya, "apa Gara tau kalau air mata kita dihasilkan oleh kelenjer lakrimal yang letaknya di kelopak mata bagian atas? Air mata itu berperan penting dalam melembabkan dan menutrisi mata, Gara. Dengan air mata, permukaan mata akan tetap lembab dan terlindungi dari kerusakan, misalnya karena mata kering atau cuaca ekstrim."

Gara, "..."

"Mengeluarkan air mata disaat siang terik begini merupakan cara adaptasi terbaik untuk melindungi mata, Gara." Senandung tersenyum lebar, mulai bisa menghadirkan kembali harga dirinya tanpa harus canggung menatap Gara.

"Jadi sekarang ceritanya kamu sedang menutrisi matamu? Bukannya menangis?" Gara menghadapkan wajahnya utuh pada Senandung, ingin sekali tertawa tapi takut membuat Senandung kesal.

Senandung tak mengangguk, juga tak menggeleng. Ia menangis, bukan menutrisi mata. Karena ia tak ingin berbohong walau tadi sudah mengeluarkan fakta tentang peran air mata, maka ia memilih untuk diam saja.

"Wah, nggak ada ruginya kenal ama dokter ternyata. Emejing emang. Banyak taunya." Gara menggosokkan telapak tangannya sambil kembali mengalihkan pandangan ke arah depan. Tertawa samar dan setelahnya mendekatkan telunjuk kanannya ke arah mata.

Melihat jari Gara begitu dekat dengan mata, Senandung yang tadi hanya diam langsung bertanya, gadis itu sudah selesai menghapus seluruh bekas air matanya. "Kenapa Gara naruh telunjuk Gara deket banget ama mata?"

Senandung-SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang