happy reading
-🐸🐣-
.
.
Jika benar apa yang dikatakan Gara, Sakta dan Reyhan—bahwa mereka bertiga adalah suaminya Senandung, maka jangan sanksikan teriakan Zayid kalau seandainya lelaki berwajah teduh itu berteriak.
Wajar. Zayid tak keliru. Bahkan boleh meminjam sirine ambulans kalau seandainya kerongkongannya sudah tak mampu lagi mengeluarkan suara.
Tapi untungnya Zayid tak berteriak walau ia sangat-sangat ingin berteriak.
Lalu-lalang orang di lorong lobi, gerombolan perawat senior yang berjalan terburu-buru, petugas kebersihan yang membawa ember dan sapu, dokter jaga malam, keluarga pasien, bocah-bocah bersemangat, semua parade orang-orang itu seolah tak lagi penting di mata Zayid. Lututnya lemas, sungguh. Dan ia menyadari hal itu.
Jika tak bisa pura-pura kuat di depan Senandung kini, mungkin Zayid sudah memilih untuk ambruk ke lantai.
Beruntung calon dokter itu tak membiarkan otaknya juga ikut lemas seperti lututnya yang lemas.
Maka, berlalu beberapa detik usai kata-kata Reyhan memudar, Zayid yang masih terkejut dengan jawaban tiga pemuda di hadapannya berusaha mempertahankan harga dirinya dengan berani, menimpali lantang ucapan ketiga pemuda itu tanpa peduli orang-orang yang memerhatikannya sepintas lalu, "aku tak percaya kalian suami Senandung. Aku kenal Senandung dari dulu, tak mungkin Senandung akan menjadi istri untuk tiga orang laki-laki sekaligus. Tak mungkin."
Senandung yang mendengar ucapan Zayid barusan merasa sedikit lega, namun juga merasa tak lega disaat yang bersamaan. Setengah, Zayid benar ia tak mungkin jadi istri untuk tiga orang laki-laki. Tapi setengahnya lagi, Zayid tak tahu kalau di antara tiga orang itu ada satu yang sungguhan menyandang status sebagai suaminya.
"Suami Senandung kelak tak mungkin dari kalian bertiga." Zayid masih belum selesai dengan kalimatnya, matanya menatap tajam tiga pemuda yang ada dihadapannya secara bergantian. Dan setelahnya mengarahkan pertanyaan pada Senandung, "benarkan Sena?"
Senandung terkejut, ia tak menyangka Zayid akan menanyakan pertanyaan itu padanya.
Melihat wajah Senandung mendadak terkejut seperti itu, Gara yang persis berseberangan dengan si ayu semakin mendekatkan langkahnya pada Zayid. Ingin sekali rasanya lelaki tinggi itu meretakkan tulang leher Zayid atau menampol lidah si calon dokter. Memberi salam perkenalan.
Namun Gara sadar, semakin jauh ia bertindak, dua sahabatnya bisa saja melakukan hal yang lebih tak terprediksi lagi. Sekarang saja suasana sudah kacau oleh dua orang itu.
Seandainya Gara tetap ngotot ingin memberi tahu lelaki itu kalau Senandung adalah istrinya, maka tak ada yang bisa menjamin Sakta dan Reyhan untuk tak ngotot pula melakukan hal yang sama.
Lalu sisanya, jika ketiga-tiganya ngotot seperti tadi, lagi-lagi tak ada satupun yang bisa dipercaya.
Lagian ini rumah sakit tempat Senandung berjuang menyelesaikan tahapan mimpinya. Jika Gara salah bertindak, ia pasti akan menjadi orang yang paling Senandung benci seumur hidup. Dan sungguh Gara tak menginginkan hal itu terjadi.
Pintunya baru saja ia buka, Senandung baru saja ia izinkan masuk, dan ia tak akan bodoh menghancurkan pintu itu menjadi puing-puing yang tak bisa diselamatkan hanya karena kesalnya yang sesaat.
Tapi sayangnya, berbeda dengan niat lurus Gara menjaga nama baik Senandung, ucapan Zayid justru memancing monster peliharaan pemuda tinggi bersorot mata tajam itu mengamuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung-Surga
Fiksi Umum[CERITA KE 4] 🐸🐥 Kategori : baper berkah Ketika dia yang mati-matian menentang keluarganya demi mewujudkan mimpi dipertemukan dengan dia yang mati-matian mewujudkan mimpi demi keluarganya. . . Start : 7 Maret 2022 End : 9 Juli 2024