Keping 54 : Punyaku

377 47 11
                                    

-ini panjang teman, baca sesantainya saja. Semoga tak membosankan-

.

happy reading

-🐸🐣-

.

.

Semua perempuan baik teralamat untuk lelaki yang baik. Dan begitu pula sebaliknya. Bagian ini sudah tercatat permanen dalam lembaran kalam Sang Pencipta, Alqur'anulkarim. Bahkan sekali pun enggan memercayainya, sungguh itu tak mengurangi pastinya janji Tuhan pada hamba-hambaNya.

Hanya saja yang perlu digaris bawahi adalah, jika pada kenyataannya tetap ada yang kurang baik dipertemukan dengan yang baik, atau yang baik didekatkan pada yang masih belum ingin menjadi baik, itu bukan karena semata-mata Allah lupa pada janjiNya.

Asiyah dan Fir'aun misalnya, atau Luth dan istrinya misalnya, bukankah pertemuan dua pasang insan tersebut jika dijabarkan secara mentah mengesankan bahwa Allah tak tepat janji? Bagaimana mungkin lelaki sesoleh Luth disatukan dengan seorang wanita pembangkang seperti istrinya? Atau perempuan seteguh Asiyah, kenapa bisa dihadiahi manusia lalim yang nekad mengaku Tuhan seperti Fir'aun?

Allah selalu punya cara untuk memanggil hati siapa yang dikehendakiNya dan mendekatkan mereka dengan orang-orang yang mungkin mereka tak sadar kalau itu adalah salah satu pintu hidayah untuk kembali pulang padaNya. Dan lewat sebuah ikatan pernikahan, itu bukan sesuatu yang mustahil terjadi. Walaupun memang, pernikahan bukanlah satu-satunya jalan pulang padaNya. Sungguh bukan satu-satunya.

Hanya saja, dalam kisahnya kini, Gara mulai mengerti bahwa pernikahannya dengan Senandung menyimpan maksud istimewa, diatur langsung oleh Penguasa Langit tanpa pernah ia tahu kalau ia akan melalui hal semacam ini dalam hidupnya.

Ia pikir ia hanya akan menghabiskan segalanya di atas lintasan, berbahagia dengan pencapaiannya atas mimpi-mimpinya untuk kemudian membangga di hadapan orang tuanya. Menikmati masa muda dengan penuh gairah dan ambisi tanpa sudi diatur-atur.

Namun ternyata, belum sempat mendapatkan yang ia idam-idamkan, pemuda tinggi bersorot mata tajam itu justru terseret dalam alur yang bertolak belakang dari apa yang ia impikan. Bukannya menjadi pembalap motor profesional, ia malah menikah terlebih dahulu demi membujuk orang tuanya, mendadak menjadi suami seseorang yang karena itu segala cara pandangnya tentang hidup dan cita-cita berubah. Total berubah.

Tepat lima menit yang lalu, Erlangga dan yang lainnya meninggalkan ruang perawatan. Sengaja tak berlama-lama di sana karena tahu kalau Gara harus beristirahat. Lagian tujuan pertemuan mereka sudah tercapai, bahwa kini kedua keluarga sudah saling tahu dan tak ada lagi yang ditutupi.

Bahkan Dara dan Nara yang selama ini penasaran siapa saudari ipar mereka terlihat tak bisa menyembunyikan wajah tak percaya mereka saat tahu kalau Gara, saudara bebal mereka yang keras kepala itu menjadi suami dari seorang calon dokter. Mana Dara pernah ditolong langsung oleh calon dokter itu waktu di taman pusat kota.

"Karena sekarang hanya ada aku dan kamu di sini, bagaimana kalau aku memenuhi janjiku untuk menjawab tujuh pertanyaanmu tadi Sena?" Gara tersenyum lebar, ia duduk santai di atas ranjang perawatannya, menggoyang pelan kakinya yang sengaja ia silangkan. Berhati-hati dengan paha kanannya. "Kamu pasti sangat penasaran kenapa keluarga kita ngumpul di sini dan kenapa jaket yang ada di kamarmu bisa ada padaku, iya 'kan?"

Senandung yang sedang menyapu, demi mendengar Gara berkata seperti itu langsung mengambil ponselnya dan pura-pura mengangkat telepon dari Alana. "Walaikumsalam Al. Oh iya, aku juga belum mengerjakan bagian yang itu. Besok kita diskusikan... "

Senandung-SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang