happy reading
-🐸🐣-
.
.
Gara memacu laju sepeda motornya, menembus angin, membelah malam. Kepalanya sama sekali tak menoleh ke arah kaca spion motornya, membiarkan begitu saja Arumi yang masih berdiri di parkiran tanpa penasaran sedikit pun.
Lelaki bersorot mata tajam itu bukan sedang menjadi jahat. Justru dengan meninggalkan Arumi ia merasa ia sudah mengambil jalan yang tepat.
Dengan jemari yang terus menggenggam erat kemudi motornya, Gara mencoba mengurai perasaan aneh yang bertengger di dadanya. Sungguh, rangkulan Arumi yang begitu kuat masih terasa melilit perutnya.
Gara lelaki, mau bagaimanapun ia mencoba tetap datar atas perlakuan Arumi, ia tetap tak baik-baik saja. Tubuhnya memberi respon, denyut jantungnya juga.
Dengan melihat saja, si tampan sebenarnya sudah bisa menelaah secara detail objek yang ia lihat, apalagi jika disentuh langsung. Itu makanya ketika Senandung menggenggam erat lengannya dimalam mereka berjumpa dengan Erlangga dan Laysa, Gara hampir limbung ke tanah. Tak menyangka bahwa Senandung akan bertumpu utuh padanya.
Dan tadi, saat Arumi memeluknya dari belakang, bukan pria namanya jika ia tak merasakan apa-apa dari pelukan itu. Meski ia beralasan kalau ia telah memiliki bayi ayam dan kini bayi ayamnya sedang marah pada dirinya, ia tetap tak bisa berpura-pura untuk tak merasakan rangkulan Arumi.
Jangan pegang, tak usah sentuh, jaga jarak, betulkan pandangan. Dalam Islam, bagian itu selalu menjadi dasar jika dua orang bukan mahram harus berinteraksi.
Tentu saja aturan semacam itu dibuat bukan tanpa alasan, Allah tahu ciptaanNya, Dia benar-benar kenal manusiaNya.
Melihat menjadi pangkal utama kaum Adam menilai lawan jenisnya, itu makanya perempuan gemar berdandan, berhias, dan mematutkan pakaian. Karena perempuan tahu, kelemahan pria ada pada mata mereka.
Dan sentuhan menjadi awal pelebur kerasnya prinsip kaum Hawa, itu makanya para lelaki pandai membual, lembut bertutur, dan ahli membelai. Karena lelaki tahu, kelemahan wanita itu ada pada sekujur bentang kulit mereka.
Dan jika telah seperti itu adanya, memegang erat aturan Allah bukan lagi menjadi sebuah pilihan harusnya, namun kewajiban.
Perbaiki pandangan dan jaga harga diri. Benarkan niat melihat dan pelihara martabat. Atau gamblangnya Al-quran menarasikan dengan rangkaian kata, 'agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya', diperintahkan untuk kaum lelaki terlebih dahulu—yang memang sulit berdamai dengan pandangan mereka, lalu setelahnya baru untuk para perempuan—yang kebanyakan memang sulit untuk menjaga kehormatan mereka.
Gara baru saja memberhentikan motornya, mengantri di perempatan lampu merah bersama para pengendara lain. Dan sedikit terperanjat saat menatap pengguna motor yang berhenti di sampingnya. Sepasang manusia paruh baya yang terdengar bercengkrama akrab, tangan si wanita dipinggang prianya, bersuara sambil sesekali tertawa.
Mata Gara sulit untuk menolak melihat pemandangan itu, dan didetik berikutnya, saat ia mencoba membayangkan seandainya dirinya yang ada diposisi si pria tua pengendara motor, jelas ia ingin Senandung yang ada di belakangnya, memegangnya erat dan tertawa untuknya, bukan Arumi.
Perasaan itu muncul tiba-tiba setelah ia bersikeras melupakan sensasi rangkulan Arumi, menggantinya dengan ingatannya tentang ucapan Senandung, "selama yang mengunci pintu dan mengurung Sena itu Gara, jika harus bertahan dan tak lagi bisa menemukan jalan keluar, Sena tak akan pernah menyesal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung-Surga
Ficção Geral[CERITA KE 4] 🐸🐥 Kategori : baper berkah Ketika dia yang mati-matian menentang keluarganya demi mewujudkan mimpi dipertemukan dengan dia yang mati-matian mewujudkan mimpi demi keluarganya. . . Start : 7 Maret 2022 End : 9 Juli 2024