happy reading
-🐸🐣-
.
.
.
Gara benar-benar berangkat meninggalkan Indonesia usai dirinya berhasil mendapatkan surat keterangan resmi dari dokter bedah yang pernah merawatnya. Ia tak boleh tak sampai membawa surat itu karena Romi pasti tak akan membiarkannya turun ke lintasan jika ia bergabung dalam tim tanpa status kesehatan yang jelas.
Siapa pula di tim pria tinggi berhidung mancung itu yang lupa, bahwa ia nyaris tak lagi bisa membuka mata usai kuda besi andalannya terseret dan melempar dirinya tanpa kasihan ke atas panasnya aspal.
Untuk hari ini hingga lusa, Gara bukan lagi milik Senandung. Pria itu sudah dipinjam The King's Team. Dan Senandung meminjamkannya tanpa keberatan.
"Sena harus terbiasa dengan kondisi seperti ini, Bun." Senandung tersenyum, menghadapkan utuh tubuhnya ke arah barat ruangan. Berdiri sambil menggenggam telepon selulernya di dekat telinga. "Kalau benar-benar Gara menjadi andalan timnya, mungkin Sepang akan jadi tempat terdekat yang ia kunjungi."
"Maksudmu apa Nduk? Udah ke Malaysia gitu, dekat dari mananya coba? Luar negeri loh itu."
Tawa Senandung halus menggema, "emang gitu kalau berkarir di dunia yang Gara geluti, Bun. Balap motor profesional itu, setiap tahun ada turnamennya. Dan kata Gara, kalau dia masuk perhitungan ikut turnamen, itu akan memakan waktu berbulan-bulan dengan rute nyaris keliling setengah Eropa."
"Lah jadi menjadi pembalap profesional itu artinya bakalan sering ndak ada di rumah?"
"Iya Bun. Ibun kok lucu sih?" Senandung terkekeh. "Mana ada balapan motor gede di dekat rumah Bun? Yang ada cuma balap karung, itu pun pasti pas tujuh belasan aja. Dan Gara terlalu raksasa untuk ikut balap karung lawan bocil, ahahaha."
"Jika memang begitu, jadi untuk seterusnya kamu bakal sering ditinggal gitu? Kamu akan sendirian di rumah dan baru jumpa Gara sekali-sekali kalau dia udah kelar tanding?"
Tawa Senandung lenyap seketika usai mendengar tanya ibunya.
"Ntar kalau kamu kenapa-napa, lalu Gara lagi tanding ke luar negri, gimana Nduk?"
Senandung menelan kasar ludahnya. Tak merespon desakan Wesa.
"Sena! Jawab ibun Nduk! Kamu kok diam aja?"
Mata Senandung terpejam sejenak. Perempuan itu menggigit kasar sudut bibirnya.
"Sena...?"
"Gara akan selalu ada untuk Sena kok Bun. Ibun nggak perlu mengkhawatirkan soal itu." Senandung mengetuk pelan sudut pintu dengan ujung jarinya. Ia telah berpindah dua puluh sentimeter dari tempat awal ia berdiri menjawab panggilan telepon Wesa. "Yang penting Ibun selalu jaga kesehatan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung-Surga
Ficción General[CERITA KE 4] 🐸🐥 Kategori : baper berkah Ketika dia yang mati-matian menentang keluarganya demi mewujudkan mimpi dipertemukan dengan dia yang mati-matian mewujudkan mimpi demi keluarganya. . . Start : 7 Maret 2022 End : 9 Juli 2024