happy reading
-🐸🐣-
.
.
Saat dibelahan gedung rumah sakit sana Senandung sudah bisa berdamai dengan rasa kesalnya usai membaca pesan singkat bergambar yang Gara kirimkan, maka di sini, di tempat peristirahatan latihan balap motornya, Gara uring-uringan memegang telepon pintarnya.
Setiap detik memantau, setiap menit mengontrol, menunggu balasan dari Senandung.
Gara gelisah, ingin bertanya apa tanggapan Senandung soal pesan singkatnya itu, tapi gengsi menelepon. Gara gelisah, ingin tahu seperti apa perasaan Senandung usai ia kirimi pesan bergambar tadi, tapi malu bertanya.
Gara seperti remaja labil. Otaknya uring-uringan karena rasa penasaran, tapi harga dirinya kokoh bertahan untuk tak menuruti rasa penasaran.
Gara menyambar kotak tisu yang terletak tak jauh dari tempatnya duduk, menyobek-nyobek tisu itu menjadi potongan kecil sambil menghitung kesempatan, "tanya langsung, tidak tanya, tanya langsung, tidak tanya, tanya langsung, tidak tanya, ta.."
Sadar bahwa yang dilakukannya terkesan sangat bocah dan sia-sia, Gara melempar sisa tisu yang masih ada ditangannya ke lantai, kemudian meremas rambut bagian depannya kasar.
Namun, tanpa disadari pemuda bersorot mata tajam itu, Romi yang dua detik lalu sudah berdiri di belakangnya untuk memintanya segera berganti pakaian berdehem keras, menepuk pundak si tampan sambil mengomel datar, "go green Gara! Tisu disobek-sobek lalu dibuang sembarang, kau kenapa ha?"
Gara yang terkejut dengan kedatangan Romi reflek memungut robekan tisu yang berserakan di sekitarnya, menjawab asal. "Tadi itu aku sedang uji coba, Bang."
"Uji coba apa?" Romi menautkan alisnya, memiringkan kepala sambil menatap Gara.
Gara tertawa pelan, tak menjawab tanya Romi karena saat ini sedang merasa bodoh di hadapan harga dirinya sendiri. Sibuk melanjutkan memilih sobekan tisu yang berserakan.
Romi berjalan sekitar lima meter dari tempat Gara memungut sobekan tisu, mengambil sebuah map kertas yang ada di salah satu laci penyimpanan ruang istirahat itu. Mengabaikan tawa Gara dan malah memerintah si pemuda tanpa basa-basi, "kau sudah kembali lagi ke sini dari setengah jam yang lalu. Jika kau sudah selesai dengan istirahatmu, cepat ganti baju dan masuk lagi ke lintasan. Waktumu untuk bersantai sudah tak ada, Gara."
Gara mengangguk cepat, berdiri dari posisi berjongkoknya, menghadap pada Romi sambil memasang wajah patuh. "Oke Bang, aku akan bersiap-siap untuk masuk lintasan."
Romi merespon kesiapan Gara dengan menepuk pelan pundak pemuda itu menggunakan map kertas yang dipegangnya, lalu kembali berjalan ke arah pintu keluar.
Namun belum sempurna Romi menghilang, Gara dengan bodohnya bertanya polos, mengajukan pertanyaan memalukan yang harusnya tak ia tanyakan. "Oh ya Bang, apa dulu-dulu Abang pernah pelihara bayi ayam?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung-Surga
Fiksi Umum[CERITA KE 4] 🐸🐥 Kategori : baper berkah Ketika dia yang mati-matian menentang keluarganya demi mewujudkan mimpi dipertemukan dengan dia yang mati-matian mewujudkan mimpi demi keluarganya. . . Start : 7 Maret 2022 End : 9 Juli 2024