Keping 34 : Transfer Pelukan

235 61 17
                                    

happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

happy reading

-🐸🐣-

.

.

Sudah lewat setengah jam, Senandung masih menggulung jemarinya kacau, terduduk sambil menunduk di ruang tunggu operasi.

Di sebelah gadis itu, berjarak satu bangku kosong darinya ada Romi, Sakta, dan Reyhan yang juga duduk, mereka berjejer rapi tanpa cela. Sibuk berbincang, membahas soal Gara dengan penuh keseriusan.

Dari sepuluh menit yang lalu Zayid dan Alana terus-terusan menghubungi Senandung. Dan dari sepuluh menit yang lalu itu pula Senandung tak mengangkat panggilan telepon tersebut saat tahu siapa yang menghubunginya.

Ia tak ingin temannya tahu apa yang sedang dilewatinya kini. Kalau ia mengangkat panggilan teleponnya, maka mustahil suaranya tak bergetar.

"Dari tadi aku mendengar handphone Dokter Sena berdering terus, kenapa tak diangkat Dok?" Romi yang kebetulan duduk dijarak yang cukup dekat dengan Senandung tak bisa untuk tak bertanya. Ia penasaran. Sungguh. Dering telepon genggam Senandung tak putus bak orgen tunggal semalam suntuk soalnya, sahut bersahut tanpa jeda.

Senandung mengangkat wajahnya sejenak, merespon datar ucapan Romi. "Saya tahu siapa yang menelepon, nanti jika operasi Gara sudah jelas hasilnya, saya akan menghubungi mereka kembali. Untuk sekarang saya tak bisa mengangkat panggilan telepon siapa pun."

Romi mengangguk pelan, mencoba memahami keadaan. "Ngomong-ngomong Dokter Sena siapanya Gara ya? Anak itu tak pernah cerita padaku kalau dia punya keluarga yang sedang menempuh pendidikan dokter. Maaf jika aku lancang, apa Dokter kakaknya?"

Senandung menarik napasnya pelan. Menggeleng setelahnya.

"Atau sepupunya?"

Senandung menggeleng lagi.

"Adik mamanya?"

Gerakan kepala Senandung masih sama.

"Kalau begitu pasti sepupu dari sepupu anak adik papanya? Iya 'kan?"

Senandung menatap ke arah Romi sejenak, siap membuka mulutnya untuk menjawab. Hanya saja kecepatan lidah gadis itu kalah dari kecepatan lidah Sakta, ia dipotong Sakta tanpa aba-aba, "kalau Bang Romi penasaran soal hubungan kekeluargaan apa yang Dokter Senandung dan Gara punya, harusnya Abang nanyanya ke gue, bukan ke Dokter Sena."

"Kenapa aku harus bertanya padamu?" Romi mengernyitkan dahinya. Heran menatap Sakta.

"Karena gue tau apa yang Bang Romi nggak tau." Sakta menepuk pelan pahanya, menonjolkan keberadaan. Bangga menjadi sahabat Gara yang memegang rahasia pemuda itu.

Sayang, membanggakan diri yang Sakta lakukan tak bisa berlangsung lama karena Reyhan sudah lebih dulu memukul paha titisan cupang itu dengan kekuatan super sebelum sang cupang berbicara asal, lalu berbisik lirih menggunakan nada yang tak berkasihan, "kalau sempet lo kasih tau Bang Romi bahwa si Gara udah nikah ama Senandung, gue manusia pertama yang bikin menu ikan cupang goreng sambal ijo di alam semesta ini, dan gue bakal pakai elo buat jadi ikannya."

Senandung-SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang