39...

85 9 7
                                    


Arin sungguh membelikan Jason mainan.

"Hey kamu, hati-hati ya sama orang asing. Sepertinya kamu mudah di culik"
Peringatan dari Caya pada Jason yang duduk di kursi belakang.

"Iya, aku juga heran kenapa dia mau pergi dengan mudah"
Kata Arin, Caya saja bingung bagaimana Jason bisa di bawa dan anak itu anteng-anteng saja.

Mereka mengantarkan Jason ke perpustakaan tempat Angel bekerja.
Sebentar lagi jam makan siang, seharusnya mereka bisa bicara dengan santai.

Mereka berjalan masuk untuk mencari Angel. Dan dengan mudah mereka menemukan Angel, dia terlihat membawa beberapa buku di tangannya.

"Em, mengapa Jason ada bersama kalian?"

"Jangan khawatir tadi kami sekedar membawanya jalan-jalan"
Kata Caya, Angel tentu saja mengenal Caya, jadi wanita itu tidak terlalu khawatir.

"Apa ini sudah jam istirahat mu?"
Tanya Arin, mungkin ia terlihat mengerikan kemarin tapi ia berpikir harus mulai bicara perlahan.

"Oh, baiklah akan ku taruh buku ini dulu"
Angel lantas pergi sejenak.

"Sepertinya kita tahu dari mana sifat Jason yang penurut berasal"
Kata Caya.

"Dia terlihat seperti wanita yang lemah"
Kata Arin, dari kemarin ia memang berpikir begitu.

"Memang, aku rasa dia hanya wanita polos yang tiba-tiba mendapatkan masalah yang sangat rumit"
Tambah Caya.

Mereka akhirnya makan di salah satu tempat makan yang dekat dari perpustakaan.

Arin dan Caya sepakat untuk tidak mengatakan jika Jason ia bawa menemui Alex. Karena beberapa hal, salah satunya agar Angel tidak khawatir.

"Aku rasa Jason lebih mirip Alex daripada Evans"
Arin memulainya, ia tidak memberikan tatapan yang mengintimidasi.

Angel terlihat diam dan berhenti menyendokkan makanan sesaat. Caya jadi ikut memperhatikan Angel, identifikasi pertama wanita itu menjadi gugup, mengartikan sesuatu yang sedang di tutupi.

Angel kemudian melempar senyum. Sepertinya ia kesulitan untuk menyangkalnya.

"Angel, jawablah dengan jujur. Apa ada seseorang yang mengancam mu?"

Gerak tubuh, matanya terlihat membulat, dan duduknya jadi gusar. Identifikasi kedua, Sepertinya itu benar.

"Aku melihat luka di lehermu"
Arin masih melanjutkan ucapannya bahkan tanpa Angel menimpali apapun.

Identifikasi ketiga, tangan Angel meraih lehernya, itu berati memang ada luka di sana. Angel menatap ke arah Jason dengan khawatir.
Arin dan Caya kemudian saling bertatapan sekilas.

"Jason kau sudah selesai makan? Ayo kita pergi membeli eskrim"
Ajak Caya, ia tahu ini akan jadi pembicaraan yang sensitif.

Jason langsung meletakkan sendoknya dan turun dari kursi. Caya dan Jason pergi dan setelahnya Arin menatap Angel meminta jawaban.

Angel menunduk, dia bernafas tidak teratur. Penyebab bisa di karenakan khawatir dan panik.

"Karena itulah kau mau bersama Evans agar Jason dan kau aman"
Arin mengerti sekarang, setelah mendengar ucapan Alex yang mengatakan Angel menghilang, mengartikan wanita itu sengaja melakukannya.

Dan setelah melihat luka yang Arin identifikasi sebagai cekikan tangan seseorang mengartikan ada yang mengancamnya. Entah baru-baru ini atau sejak awal.

"Tak perlu khawatir Angel, aku bisa membantu mu dan melindungi mu. Bukan hanya karena Evans tapi karena ini tentang kehidupan mu. Ceritakan apa yang terjadi. Tolong, ini demi anakmu juga"

On Business 21+ [ Arin & Evans ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang