Don't forget vote and comment
•
•
•
•🌷 Happy reading 🌷
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Aksa. Dimana cowok itu akan mengganti statusnya dari remaja menjadi menikah.
Sebenernya dia tidak ada keinginan untuk menikah diusia muda, apalagi dengan gadis yang selalu menjadi bahan bully-an disekolah mereka. Jika saja bukan karena perjodohan gila yang dilakukan oleh orangtuanya, mungkin dia tidak akan menikah di usiainya yang masih muda ini.
Didalam kamar, Anna duduk di kursi meja rias, disampingnya ada Ara, kakak dari Aksa, yang mungkin sebentar lagi akan menjadi kakak iparnya.
"Gimana perasaan kamu, Na?" tanya Ara memecahkan keheningan yang sempat terjadi beberapa menit itu.
"Gak tau, kak," jawab Anna menundukkan kepalanya. Tangannya saling bertautan, tanda jika dia saat ini sedang gugup.
Ara yang melihat kegugupan Anna tersenyum tipis. Wanita yang terlihat cantik itu mengusap pelan punggung Anna
"Kamu tenang aja yah, Aksa cowoknya baik kok. Dia pasti bakalan jagain kamu," ucap Ara mencoba memberikan semangat pada calon adik iparnya itu.
"Iya, kak." Hanya itu balasan dari Anna, gadis itu tidak tahu harus merespon apa. Dia sibuk mengatur detak jantungnya yang terus berdetak tidak seperti biasanya.
"Kakak tinggal dulu yah." Anna mengangguk membalas ucapan calon kakak iparnya itu.
Setelah kepergian Ara, Anna menghembuskan nafasnya gusar. Tangannya masih saling meremas kuat, ditambah jantungnya yang semakin berdetak kencang kala suara Aksa terdengar mengucapkan ijab kabul.
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Jyna Annara Senjaya binti Wahyu Senjaya dengan mas kawinnya yang tersebut, tunai."
"Sah?"
"SAH!"
Satu air mata berhasil lolos dari matanya. Namun cepat-cepat Anna menghapusnya.
Suara pintu terbuka terdengar. Muncul Emma dengan kebaya putih yang dia kenakan. Wanita yang sudah berumur kepala empat itu tersenyum lirih.
"Sayang, ayo." Emma menyentuh tangan Anna dengan lembut, membawanya untuk berdiri dari tempatnya.
"Ma!" Anna berhambur memeluk Emma. Air matanya kembali keluar.
"Sayang, jangan nangis. Nanti makeup kamu luntur." Emma membantu Anna mengusap air matanya.
"Anak mama udah besar, sekarang udah jadi milik orang." Anna yang mendengar perkataan Ibunya itu langsung memeluknya. Kali ini dia tidak menangis.
"Ya udah, ayo," aja Emma yang diangguki oleh Anna. Kemudian keduanya berjalan keluar kamar.
Aksa yang duduk ditempatnya tampak tenang. Tidak ada rasa gugup dihatinya sedikit pun. Emang dia tidak pernah mengharapkan pernikahan ini.
Kepalanya menoleh ketika mendengar suara ribut-ribut disekitarnya. Matanya langsung menatap sosok Anna yang berjalan kearahnya. Tubuhnya dibaluti oleh kebaya pengantin berwarna putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Teen FictionBAPER GAK TANGGUNG JAWAB!!! ================================ ⚠️ Jangan lupa follow terlebih dahulu sebelum membaca. Aku saranin baca cerita ini sebelum ending 17+ ygy ================================ Menikah muda bukanlah harapan seorang cowok berna...