Aksara || 43

105K 5.3K 79
                                    

Don't forget vote and comment




🌷 Happy reading 🌷


    Sepertinya hari ini hari tersial dalam hidup Aksa. Bagaimana tidak, pasalnya teman-teman sekelasnya, terutama kedua teman laknatnya malah menyuruhnya jadi pemimpin upacara.

Upacara sudah berlangsung lima belas menit, dengan dipimpin oleh Aksa. Sebenarnya Aksa tidak mau jadi pemimpin upacara, tapi karena di paksa oleh Bu Maya, wali kelasnya. Mau tidak mau Aksa harus mau.

Kini sedang berlangsung sesi amanat, dimana Bu Maya sebagai pembina upacaranya. Awalnya upacara berlangsung dengan hikmat, sebelum terdengar keributan dari barisan kelas 12 IPA.

Membuat Aksa menoleh kesamping kiri nya, dan mendapati keadaan kelas 12 IPA satu sedikit ribut. Dengan seseorang yang tiba-tiba saja pingsan.

Aksa semakin mempertajam pandangannya, memastikan jika matanya benar. Ketika dia dapat melihat dengan jelas, ingin rasanya Aksa beranjak dari tempatnya jika saja suara Bu Maya terdengar.

"Jangan ada yang gerak dari tempatnya," ucap Bu Maya dari arah mikrophone.

Aksa mengepalkan tangannya. Seketika dia menyesal karena telah mau jadi pemimpin upacara yang membuatnya tidak bisa bebas bergerak.

Aksa semakin mengepalkan tangannya, ketika matanya melihat Anna kini di gendong oleh Abian. Matanya juga memicing. Katakanlah dia cemburu, tapi emang begitu kenyataannya.

Ingin rasanya Aksa mempercepat upacara ini. Namun apa daya nya. Bu Maya terlalu lama memberi amanat, membuat Aksa ingin menghancurkan sekolah saat ini juga.


•••••



Aksa mendobrak pintu UKS, tidak peduli jika nanti pintu berwarna putih itu rusak. Mata tajam Aksa menelisik ke UKS, dan ketika menatap keujung UKS matanya menangkap sosok Anna yang sedang tertidur.

Melihat hal itu Aksa langsung menghampirinya dengan langkah pelan. Takut membangunkan Anna yang mungkin saja sedang tertidur.

Sesampainya disamping ranjang Anna, Aksa menatap wajah Anna yang terlihat pucat. Lalu tangannya bergerak untuk menyentuh kening Anna, dia ingin memastikan kondisi tubuh Anna.

"Masih panas," gumam Aksa ketika merasakan kulit Anna yang panas.

Aksa diam. Dia tidak tau harus melakukan apa. Jadilah dia mengambil bangku yang ada disana dan meletakkannya didekat ranjang Anna, lalu cowok itu duduk disana.

"Eung." Terdengar suara lenguhan dari Anna, membuat Aksa langsung menatap kearah gadis itu.

Mata Anna mengerjab pelan. Perlahan matanya membuka, Aksa yang melihat hal itu tersenyum tipis.

"Gimana keadaan Lo?" tanya Aksa membuat Anna menolehkan kepalanya dan mendapati Aksa yang sedang menatapnya.

Anna tidak menjawabnya. Selain malas menjawab, kepalanya juga pusing jika dia berbicara. Jadilah dia hanya diam sambil memberikan senyuman pada Anna.

"Badan Lo makin panas, gimana kalau lo pulang aja?" tawar Aksa yang langsung mendapat gelengan kepala dari Anna. Aksa yang melihatnya menghela nafasnya.

"Lo keras kepala banget yah," ucap Aksa yang hanya mendapat senyuman tipis dari Anna.

Anna ingin mengubah posisinya menjadi duduk, namun urung ketika Aksa menahannya. Dan menyuruhnya kembali tidur.

"Aksa, aku mau bangun," protes Anna yang tidak dihiraukan sama sekali oleh Aksa.

"Lo gak boleh bangun sebelum kondisi Lo agak mendingan," ujar Aksa yang mendapat dengusan kesal dari Anna.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang