Aksara || 65

82.2K 4.4K 292
                                    

Hay i'm comeback!!

Setelah sekian lama gak muncul akhirnya muncul lagi, wkwkwk

Ada yang kangen gak nih sama aku? Wkwkwk. Pasti gak ada yah kan

Absen dulu dong, kalian baca cerita ini sambil ngapain?

Don't forget vote and comment




🌷 Happy reading 🌷

   Kandungan Anna sudah memasuki usia enam bulan. Anna juga sudah tidak lagi mengalami muntah-muntah. Tapi porsi makan wanita itu jadi bertambah.

Padahal waktu awal-awal hamil Anna itu sulit sekali makan, tapi lihatlah sekarang. Bahkan pipi wanita itu semakin tembam. Membuat Aksa yang melihatnya menjadi gemas dan setiap malam selalu memainkan pipi Anna sebelum tidur.

"Aksa." Anna berjalan mendekati Aksa yang sedang duduk di atas sofa sambil memainkan laptopnya.

Selama beberapa bulan ini, Aksa disibukkan dengan tugas kantor dan juga tugas kuliah. Awalnya Anna ingin kuliah juga, tapi Aksa melarangnya. Dia meminta Anna untuk kuliah nanti saja, jika sudah melahirkan.

"Kenapa?" tanya Aksa dan menolehkan kepalanya ke arah Anna.

Dengan susah payah karena perutnya yang semakin membesar, Anna duduk disamping Aksa. Dibantu oleh Aksa.

"Hari ini jadwal aku checkup," jawab Anna sambil menyenderkan kepalanya ke pundak Aksa.

"Ya udah nanti aku temenin," balas Aksa sambil mengusap kepala Anna. Dengan mata fokus menatap layar laptop nya.

"Aksa," panggil Anna.

"Hem? Kenapa, sayang?" tanya Aksa masih dengan tangan yang sibuk mengelus kepala Anna.

"Mau cium," jawab Anna yang berhasil membuat Aksa menoleh kearahnya. Dan Anna langsung memasang puppy eyes.

Melihat itu Aksa terkekeh dan dia pun mencium Anna tepat di bibir.

"Lagi." Aksa terkekeh, dia pun mencium Anna berkali-kali di bibir.

"Udah." Anna mendorong dada Aksa. Dia takut nanti Aksa malah keterusan.

"Mau pergi ke rumah sakit sekarang?" tanya Aksa yang langsung diangguki oleh Anna.

"Ya udah ayo, sekalian mau USG," jawab Anna tersenyum lebar. Dia tidak sabaran untuk melihat anaknya.

"Bentar, aku ganti baju dulu." Aksa beranjak dari duduknya dan berlari menuju kamar, melihat itu membuat Anna menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

•••••

"Gimana kabarnya, Na?" tanya dokter Lara menyambut kedatangan Anna dan Aksa.

Karena sering bertemu dengan dokter Lara, Anna jadi sangat akrab. Dia juga sudah menganggap dokter Lara seperti kakaknya sendiri. Ditambah, dokter Lara merupakan teman Ara.

"Baik dok," jawab Anna tersenyum. Melihatnya membuat dokter Lara juga ikut tersenyum.

"Gak ada keluhan kan?" tanya dokter Lara yang langsung mendapat gelengan kepala dari Anna.

Sebenarnya ada, tapi dia tidak mau mengatakannya. Selagi dia masih bisa menahannya.

"Mari kita periksa kandungan kamu." Dokter Lara mengajak Anna ke tempat pemeriksaan, diikuti oleh Anna dan juga Aksa.

Anna membaringkan tubuhnya di atas brankar yang ada di ruangan dokter Lara. Disana dia juga dapat melihat seorang perawat yang sedang menyiapkan alat untuk tes USG.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang