Don't forget vote and comment
•
•
•
•
🌷 Happy reading 🌷
Anna memeluk Emma dengan erat. Seakan tidak mau Emma pergi. Emma pun sama, dia seperti tidak ingin pergi jauh dari Anna.Emma mengusap lembut rambut Anna. Lalu melepaskan pelukannya. Wanita itu menatap wajah putrinya yang tampak ingin menangis.
"Jangan nangis dong sayang, mama cuman sebentar kok. Kalau urusan papa disana udah selesai pasti mama sama papa bakalan langsung balik ke sini lagi," ujar sang ibu sambil mengusap air mata Anna yang menetes.
Anna tidak merespon. Air matanya seakan membalas semua perkataan Emma.
"Ada Aksa, jadi pasti ada yang jagain kamu selagi papa sama Mama pergi," lanjut Emma. Tersenyum lebar yang berhasil membuat Anna juga tersenyum, walau air mata terus merembes keluar.
"Janji sama Anna, mama harus langsung pulang setelah selesai urusannya disana," ujar Anna dengan wajah cemberut plus air mata yang terus mengalir. "Mama juga harus telepon Anna kalau udah sampai disana," ujarnya lagi.
Emma mengangguk dan tersenyum. Wanita itu mengusap air mata Anna yang terus berjatuhan.
"Mama janji," balas Emma.
Anna kembali memeluk Emma dengan erat. Katakan lah dia lebay, Anna tidak peduli. Dia seperti ini karena tidak ingin jauh dari orangtuanya.
Jangankan keluar negri. Waktu Anna mau pindah ke arpatemen Aksa saja Anna terus menangis sambil memeluk Emma dengan erat, tidak ingin jauh dari ibunya tersebut.
Anna baru menghentikan tangisnya ketika mereka sudah tiba di arpatemen Aksa. Itupun karena Aksa yang terus mengatainya cengeng.
"Udah yah sayang, mama sama papa mau berangkat dulu."
Anna melepaskan pelukannya walaupun enggan tapi dia tetap harus melakukannya. Dia tidak ingin egois.
"Jaga diri kamu baik-baik disini yah, nak," gantian Wahyu yang memeluk putrinya. Tidak lama, karena waktu mereka sudah tidak banyak lagi.
Lalu pria itu beralih pada Aksa yang berdiri di samping Anna. Wahyu menatap Aksa dengan senyuman lalu menepuk pundak Aksa beberapa kali.
"Tolong jaga Anna yah, Sa. Dia anak papa satu-satunya, jadi tolong jagain dia. Jangan buat dia nangis," ucap pria itu tersenyum lebar.
Aksa menganggukkan kepalanya, "itu memang kewajiban Aksa, pa," balas Aksa yang juga tersenyum. Lalu keduanya berpelukan.
"Mama sama papa pergi dulu yah sayang," pamit Emma. Lalu wanita itu menyusul suaminya yang sudah masuk kedalam mobil.
Anna yang melihat hal itu tidak bisa menahan isakan nya. Dia menangis.
"Cengeng," gumam Aksa yang dapat didengar oleh Anna.
Anna tidak peduli. Dia lebih memilih masuk kedalam rumah dan bersiap untuk pergi ke sekolah.
Aksa yang melihat hal itu mendengus kesal. Dengan kesal cowok yang masih menggunakan kaos hitam dan juga celana pendek dengan warna senada itu masuk kedalam rumah, menyusul Anna.
Aksa masuk kedalam kamar. Dia dapat melihat Anna yang sudah rapi dengan saragam sekolahnya dan sedang merapikan penampilannya.
Aksa sempat terdiam. Menelisik penampilan Anna yang sangat berbeda disaat gadis itu berada di rumah.
"Lo aneh, kebanyakan orang-orang mau berpenampilan cantik, tapi Lo malah kebalikannya," ucap Aksa tiba-tiba membuat Anna menoleh kearahnya.
"Karena kecantikan itu bukan untuk diumbar, lagian kecantikan aku cuman bisa dilihat sama suamiku," balas Anna. Aksa yang mendengar perkataan Aksa terpaku. Ada rasa senang terbesit dilubuk hatinya yang paling dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Teen FictionBAPER GAK TANGGUNG JAWAB!!! ================================ ⚠️ Jangan lupa follow terlebih dahulu sebelum membaca. Aku saranin baca cerita ini sebelum ending 17+ ygy ================================ Menikah muda bukanlah harapan seorang cowok berna...