Aksara || 12

134K 6.9K 51
                                    

Don't forget vote and comment




🌷 Happy reading 🌷

   Suara lenguhan terdengar dari mulut Anna. Gadis itu membuka matanya dengan perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retinanya.

Keningnya mengkerut ketika dirinya menyadari, kalau dia sudah tidak berada di gudang sekolah.

Anna memejamkan matanya, mencoba mengingat kejadian beberapa menit yang lalu. Senyumannya terbit kala ingatannya langsung tertuju pada sosok Aksa yang tadi menemuinya di gudang.

Dia yakin, kalau yang membawanya kesini Aksa. Emang siapa lagi yang akan membawanya kesini kalau tidak Aksa. Karena hanya cowok itu, Laura dan juga beberapa teman Laura yang berada di sana.

Laura? Jangan harap dia yang membawanya kesini. Apalagi teman-teman gadis itu.

Anna bangkit dari tidurnya. Gadis itu menatap sekitarnya yang sunyi. Dia pun menghela nafasnya panjang.

Sebenarnya apa yang bisa dia harapkan. Berharap Aksa menunggunya hingga sadar, dan ketika dia membuka matanya langsung dihadapkan oleh wajah khawatir Aksa. Sepertinya itu hanya sebuah haluan saja.

Anna beranjak dari ranjangnya. Gadis itu melangkahkan kakinya kearah pintu keluar, dia ingin kembali ke kelasnya.

Namun langkahnya terhenti ketika tiba-tiba saja pintu terbuka dan menampilkan sosok pria jangkung di hadapannya. Sosok yang dia harapkan kehadirannya.

"Lo mau kemana?" tanya Aksa matanya menatap lurus Anna yang juga sedang menatapnya.

"Ke kelas," jawab Anna.

Aksa menghela nafasnya. Cowok itu menarik tangan Anna kembali masuk kedalam dan menyuruhnya duduk diatas ranjang.

"Jangan dipaksa kalau Lo belum bener-bener pulih," ucap Aksa membaringkan Anna kembali ke brankar.

"Ta-"

"Nurut kalau di bilangin suami." Aksa memotong ucapan Anna yang ingin protes. Mata cowok itu menatap Anna dengan tajam.

"Jangan keras-keras, nanti ada yang denger," ucap Anna berbisik. Aksa tampak tidak peduli.

"Makasih," ucap Anna yang berhasil membuat Aksa menoleh kearahnya dengan wajah bingung.

"Makasih karena udah nolongin aku dan bawa aku kesini," lanjut Anna ketika melihat raut wajah bingung Aksa.

"Hem," balas Aksa tanpa minat. "Lo jangan langsung baper, gue ngelakuin itu bukan karena suka sama Lo. Gue ngelakuin itu karena kasian dan juga gue gak mau nanti mama marah sama gue karena gak bisa jagain Lo dengan becus di sekolah," lanjut Aksa menjelaskan.

Anna yang mendengarnya tersenyum tipis. Walaupun ada rasa sedikit sesak di dadanya, tapi dia cukup senang karena Aksa mau peduli padanya. Dan dia berharap Aksa bisa mencintainya.

Apakah Anna mencintai Aksa? Jawabannya yah, gadis itu sudah mulai mencintai Aksa. Entah sejak kapan, tapi setiap berada di dekat Aksa jantungnya terus menggila. Seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan diperutnya.

"Kenapa Lo senyum-senyum gitu?" tanya Aksa bergidik ngeri, melihat Anna yang terus tersenyum sambil menatapnya.

"Gak pa-pa," jawab Anna masih dengan senyumannya. Aksa yang melihatnya semakin bergidik ngeri.

"Aneh," gumam Aksa. Lalu cowok itu melangkahkan kakinya meninggalkan Anna sendirian di UKS.

Dan kini Anna sendirian lagi. Tidak ada yang mau menemaninya. Bahkan Aksa enggan menemaninya. Apakah seburuk itu Anna dimata orang lain?

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang