Aksara || 27

101K 4.7K 76
                                    

Don't forget vote and comment




🌷 Happy reading 🌷

"Anna!" Suara panggilan dari arah belakangnya membuat Anna menolehkan kepalanya. Gadis itu dapat melihat Abian yang sedang berjalan kearahnya dengan sedikit berlari.

"Kenapa, Bian?" tanya Anna ketika Abian sudah berada di depannya.

"Nanti malam bisa belajar bareng gak? Ditempat biasa," tanya Abian.

Anna tampak berpikir sebentar. Lalu gadis itu mengangguk kepalanya yang langsung mendapat senyuman bahagia dari Abian.

"Nanti malam gue jemput jam setengah delapan," ujar Abian yang mendapat anggukan dari Anna.

"Kalau gitu gue pergi dulu yah," pamit Abian melangkahkan kakinya meninggalkan Anna.

Anna kembali melanjutkan langkahnya. Namun terhenti ketika tiba-tiba saja Sania menahannya.

"Hai, kak Anna," sapa Sania sambil tersenyum senang.

"Hai," sapa balik Anna sambil membenarkan letak kacamatanya.

"Nanti malam sibuk gak?" tanya Sania yang mendapat kerutan di kening Anna.

"Kenapa?" bukannya menjawab, Anna malah balik bertanya.

"Gue mau ngajak Lo main, bisa gak?" Jawab Sania bertanya.

"Maaf, San. Aku udah ada janji sama orang lain," jawab Anna yang mendapat kekecewaan dari Sania.

"Yahhh, padahal gue pingin banget main sama Lo kak, terus ngobrol-ngobrol bareng gitu," ucap Sania dengan nada kecewa. Membuat Anna yang mendengarnya merasa tidak enak.

"Lain kali aja yah?" ucap Anna.

"Boleh, kalau gitu bagi nomor Lo dong kak, gue mau ngabarin Lo kalau jadi," ucap Sania memberikan ponselnya pada Anna. Anna menerimanya, lalu menyimpan nomornya diponsel Sania.

"Oke, makasih kak," ucap Sania lalu setelahnya sibuk dengan ponselnya. Dan tidak lama kemudian terdengar nada dering dari ponsel Anna. Membuat Anna mengambil ponselnya dan menampilkan nomor seseorang yang tidak dia kenal.

"Itu nomor gue, kak. Jangan lupa disimpan yah," ucap Sania yang mendapat anggukan dari Anna.

"Kalau gitu gue pergi dulu kak, bay!" Sania melangkahkan kakinya meninggalkan Anna sambil melambaikan tangannya. Tentunya saja dibalas oleh Anna dengan lambaian tangan juga.

Sesuai dengan ucapan Sania tadi. Anna langsung menyimpan nomornya. Lalu setelahnya dia kembali berjalan menuju kelasnya.

•••••

Aksa dan kedua temannya duduk dengan tenang di salah satu bangku dikantin. Sebelum seseorang datang merusak ketenangan mereka.

"Anjir, perasaan dia mulu yang gue liat dari tadi," gumam Bobi ketika melihat Sania duduk disamping Aksa tanpa permisi.

"Lo bisa gak sih, gak usah ganggu Aksa? Enek gue lihatnya," ucap Bobi membuat Sania menatapnya dengan tajam.

"Lo kenapa sih, kak? Keliatannya gak suka banget sama gue."

"Emang, gue tuh gak suka sama Lo, kenapa mau marah?" tanya Bobi ketika melihat Sania yang menatapnya dengan tajam.

"Kak, temen Lo kok ngeselin sih," ucap Sania mengadu pada Aksa.

"Lo berdua bisa diem gak sih? Pusing gue dengerin Lo berdua adu bacot Mulu," ucap Aksa yang mulai jengah dengan pertengkaran Sania dan Bobi.

Setelah mendapat teguran dari Aksa. Mereka berdua tidak lagi adu mulut. Tetapi mereka saling menatap penuh dengan kebencian.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang