Asap kendaraan yang bercampur dengan keringat, membuat tubuh Cakra berbau tidak sedap. Hampir delapan jam ia masuk keluar perusahaan untuk melakukan wawancara kerja, tetapi belum satu pun yang menerimanya. Padahal, di kehidupan sebelumnya ia langsung diterima di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang otomotif.
Berbekal ingatan yang ia punya, Cakra sudah mendatangi perusahaan-perusahaan yang pernah menawarkannya pekerjaan termasuk tempat kerjanya dulu. Namun, dengan secara ajaib mereka mengatakan Cakra tidak memenuhi kualifikasi.
Cakra merogoh kantong celana dan mengeluarkan uang pecahan sepuluh ribu yang hanya ada dua lembar. Perut sudah keroncongan dan tenggorokan terasa kering, sementara air dalam tumblr sudah habis.
Cakra menghela napas. Ia benar-benar tidak tahu, jika kembali ke kehidupan ini akan dua kali lebih berat dari yang sebelumnya. Sedikit terbesit penyesalan dalam benak Cakra. Namun, ia langsung menepis dan menguatkan diri dengan mengingat Widya.
Teringat Widya, saat ini Cakra sedang berada di perempatan lampu merah yang tidak begitu jauh dari kampus wanita itu. Dengan sisa tenaga yang ia punya, Cakra memaksa tubuhnya untuk berjalan kaki. Ia berusaha untuk tidak mengingat rasa lapar dan rasa haus yang terasa menyiksa. Seluruh pikirannya, ditujukan hanya untuk Widya.
Cakra tiba di depan gerbang kampus dan tersenyum senang ketika mendapati wanita yang ia tuju sedang berdiri di seberang sana. Widya terlihat seperti sedang menunggu seseorang.
“Widya!” panggil Cakra dari kejauhan.
Sayangnya, suara Cakra tidak terlalu lantang dan tertutup dengan suara bising kendaraan. Widya sama sekali tidak menoleh ke arahnya. Cakra tidak menyerah, ia mengeluarkan ponsel dan mencoba menghubungi nomor lama Widya yang diingatnya.
“Sial! Kenapa nomornya salah?”
Rasa lapar semakin membuat Cakra merasa kesal. Ia memutuskan untuk menyeberang jalan dan tidak peduli dengan klakson kendaraan serta suara teriakan orang-orang yang mengutukinya karena menyeberang saat lampu jalan masih dalam keadaan hijau.
Dari seberang jalan, Widya menoleh ke arah suara bising yang sedikit mengusiknya. Ia benar-benar terkejut dengan kehadiran Cakra yang sudah sangat dekat.
“Mas Cakra?”
Cakra tersenyum dan semakin mendekat ke arah Widya. Melihat wajah wanita itu, ia seperti mendapatkan tenaga, meskipun rasa lapar dan haus masih sangat terasa.
“Hai Widya..”
“H-hai. Kamu ngapain ke sini?”
“Mas mau ketemu kamu.”
“Aku?
Cakra mengangguk dan refleks memegang tangan Widya, tetapi wanita itu langsung menepisnya.
“Maaf, ya, Meskipun saya pernah membiarkan kamu sembarangan pegang-pegang saya, tapi bukan berarti saya suka. Saya terlalu capek waktu, makannya nggak punya tenaga untuk marah-marah. Tapi tidak sekarang. Kita baru kenal dan kamu seharusnya tidak sembarangan.”
Widya tidak menepis rasa senang dalam hatinya. Semenjak pertemuan pertama mereka, Cakra sering kali hadir dalam ingatan. Pemuda itu beberapa hadir ke dalam mimpi indahnya. Namun, Widya tidak ingin dianggap wanita gampangan.
“Maaf Widya. Mas lupa kalau saat ini kita baru kenal.” Cakra menyunggingkan senyum.
Widya melihat bibir Cakra yang pecah-pecah serta gelagat pemuda itu yang tampak gelisah. Meskipun disembunyikan di balik senyumannya, Widya yakin Cakra saat ini sedang kesusahan.
“Minum dulu,” ucap Widya memberikan tumblr biru laut yang di bagian atasnya diberi gantungan kunci berbentuk hati.
“I-ini...” Cakra terkejut melihat gantungan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua [END]
Romance[Naskah ini dikutkan dalam event GMG Writers 2022] Nomor Urut: 066 Tema: Marriege Life Cakra Adiguna yang berbulan-bulan hidup dalam penyesalan, mendapat kesempatan untuk memperbaiki masa lalunya. Meski begitu, tidak semua hal akan berjalan seperti...