Bau keringat dan suara bising orang-orang, membuat tidur Cakra terganggu. Kepalanya terasa sangat berat dan ia kesulitan bernapas. Cakra masih memejam dan mencari posisi yang nyaman agar aliran oksigen bisa lancar memasuki organ-organ pernapasannya.
Cakra merasakan pergerakan bus berhenti. Ia membuka mata dan merasakan pandangannya kabur. Barulah setelah mengedip-ngedipkan mata beberapa kali, pandangannya kembali jernih.
"Untung cuma mimpi," gumam Cakra ketika teringat mimpi buruknya tadi. Widya tidak mungkin meninggal seperti mimpinya.
Hal yang Cakra tau, saat ini ia sedang dalam perjalanan pulang dan memutuskan untuk naik bus karena mobilnya mogok. Cakra kembali menyandarkan kepalanya di jok bus dan menikmati pemandangan selama perjalanan.
Mimpi tadi seperti nyata. Saking terasa nyata, rasa sesak dalam dada masih sangat terasa. Cakra berulang kali mengurut dada karena merasakan detak jantungnya seperti bergerak lambat. Setelah beberapa menit berlalu, rasa sesak mulai mereda.
Cakra merasa haus dan mengambil tumblr yang ia letakkan di kursi kosong tepat di sampingnya. Saat hendak meminum, tiba-tiba saja seseorang menyenggol tangannya yang membuat air dalam tumblr tumpah dan membasahi hampir seluruh pakaian yang Cakra kenakan.
"Oh My God. Maaf, saya tidak sengaja," ucap seorang wanita.
"Maaf, maaf. Kamu tidak—"
Ucapan Cakra terhenti ketika melihat siapa wanita yang menyebabkan pakaiannya basah.
"Widya?"
Wanita yang ternyata adalah Widya itu tampak kaget. Ia sama sekali tidak mengenal Cakra, tetapi bagaimana bisa Cakra tahu namanya?
Cakra langsung berdiri dan memeluk Widya untuk melepaskan kerinduan dan rasa takut kehilangan sebab mimpi buruk tadi.
"Lepaskan! Kamu siapa?!"
Widya memberontak dan langsung mendorong tubuh Cakra sampai lelaki itu terduduk kembali di kursinya.
"Sebentar ..."
Cakra kembali berdiri dan menatap Widya dari jarak dekat. Ia mengamati setiap inci wajah wanita di hadapannya. Cakra tidak mungkin salah mengenali wajah istrinya sendiri.Meskipun, ada perbedaan penampilan yang sangat kontras, tetapi Cakra yakin wanita di hadapannya ini adalah Widya. Istrinya yang sudah meninggal dunia dalam mimpi buruknya tadi.
"Ini aku, suami kamu. Masa nggak kenal? Lagian, kamu kenapa di sini? Kenapa juga pakai pakaian begini?" protes Cakra melihat penampilan Widya yang tidak biasa.
Biasanya Widya, lebih sering mengenakan rok atau atau dress. Sejak pertemuan pertama mereka sampai akhirnya menikah, Cakra sangat jarang melihat Widya memakai celana jin seperti sekarang. Penampilan Widya yang biasanya memberi kesan keanggunan, kini berubah total. Widya lebih terlihat seperti wanita tomboy dengan jin dan kaus putih. Rambutnya terikat dan mengenakan topi cokelat susu. Meski begitu, Cakra tidak mungkin salah mengenali istrinya.
"Istri, istri. Saya bukan istri kamu, ya."
"Kamu Widya Atmaja, kan? Lahir di Jogja tanggal 21 Februari 1996 dan lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia. Apa aku salah?" tanya Cakra dengan kecepatan bicara yang untung saja masih bisa Widya pahami.
Widya menautkan alisnya. Bagaimana bisa lelaki ini mengetahui tentang dia? Meskipun, sebenarnya salah karena dia belum lulus kuliah, tetapi fakta jika ia sedang kuliah di tempat yang disebutkan tadi sama sekali tidak salah.
"Duduk. duduk dulu," ucap Cakra antusias dan langsung menarik tangan Widya setelah menyingkirkan barang-barang di kursi sebelahnya. Namun, Widya langsung menepis tangan Cakra karena merasa tidak suka dengan orang asing yang tiba-tiba menyentuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kali Kedua [END]
عاطفية[Naskah ini dikutkan dalam event GMG Writers 2022] Nomor Urut: 066 Tema: Marriege Life Cakra Adiguna yang berbulan-bulan hidup dalam penyesalan, mendapat kesempatan untuk memperbaiki masa lalunya. Meski begitu, tidak semua hal akan berjalan seperti...