empat puluh enam

438 22 4
                                    

Kesialan menimpa pasangan suami istri tersebut. Setelah mengisi perut dengan wedang ronde dan juga bakso sebagai penutup makan malam, mereka terjebak macet akibat hujan semakin deras yang menyebabkan beberapa jalan besar mengalami kebanjiran.

Jalan raya sangat padat, bahkan kendaraan tidak bisa maju sedikit pun, apalagi sekadar melipir untuk berhenti sejenak sampai keadaan kembali normal.

"Bosen, nih. Main truth or dare, yuk?" ajak pria itu.

"Jangan yang aneh-aneh tapi," Runa memeringati.

"Nggak kok," balas Liam, maksudnya nggak janji, hehehehe. "Mau siapa duluan?"

"Suit aja biar adil."

Pada akhirnya mereka suit gunting batu kertas. Hanya butuh sekali suit, Liam langsung menang, membuat pria itu tersenyum lebar.

"Pilih apa?"

Runa berdeham sejenak sembari menyilangkan kedua tangannya di depan perut. "Truth deh."

"Gantengan gue apa temen lo itu?"

Sang wanita mengernyitkan dahinya. "Hah? Siapa?"

"Temen kerja lo, yang waktu itu ngehubungin gue pas lo kena vertigo."

"Oooh. Si Kev? Ya Kev, lah. Pake ditanya lagi," jawab Runa tanpa perlu pikir panjang.

Ya Allah, sedih amat, Lim. Pertanyaan lu emang udah salah dari awal.

"Tapi ...." Runa menggantungkan ucapannya sejenak. "Gantengnya dia tuh ngebosenin. Lo paham nggak sih? Ah, lo mah nggak bakalan paham karena bukan cewek."

Yah, setidaknya Liam bisa bernapas lega, walau cuma sedikit.

"Sekarang gantian. Lo pilih truth or dare, 'A?"

"Truth."

"Dih, cupu!"

"Truth dulu, nanti-nanti baru dare."

Runa mengusap-usap dagunya, memikirkan pertanyaan yang akan dirinya ajukan pada Liam.

"Pernah nyimpen atau download video xxx nggak?"

"Hah?"

"Halah!" Runa melambaikan tangannya. "Nggak usah pura-pura nggak paham ya ente."

Liam pun berdecak dan memalingkan wajahnya. "Mana ada sih cowok yang nggak pernah download video gituan, mau alim sekali pun."

"Ckckckck. Semua cowok sama aja. Itu kebutuhan apa gimana sih?"

"Eits, jatah pertanyaannya udah abis. Sekarang giliran gue. Truth or dare?"

"Dare ajalah."

"Yakin dare?"

"Iyalah. Lagian kita lagi di mobil, lingkungannya cuma segini-gini aja. Kecuali lo nyuruh gue keluar buat main ujan-ujanan."

Liam pun terkekeh. "Nggak, lah. Nggak sejahat itu kok gue."

"Ya udah. Dare-nya apaan?"

Selama beberapa detik, Liam hanya menatap manik sang istri, lalu seringaiannya muncul seketika; membuat Runa merinding saat melihatnya.

"I want a long french kiss from you," pinta pria itu dengan nada rendah, membuat bulu kuduk sang wanita semakin meremang. "Kenapa? Nggak berani?" tanya Liam di saat sang istri sejak tadi hanya bisa membungkam mulutnya.

"T-tapi ini 'kan lagi di jalan ...."

Liam kembali terkekeh. "It's fucking traffic jam, Honey. Bahkan mesin mobil aja gue matiin karena kita jelas lagi kejebak macet dan nggak bisa jalan sama sekali."

whelve [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang