lima puluh satu

490 31 11
                                    

Segalanya butuh proses, termasuk pemaksaan terhadap sang istri untuk menggunakan kosa kata aku-kamu di kehidupan sehari-hari. Oh, tentu saja memang harus dipaksa, pun pria itu turut menggunakan ancaman bukan dari tutur kata lagi, melainkan lewat aksi nyata.

Apalagi kalau bukan cap cip cup kuncup?

Apa hayo?

Namun kenyataannya usaha Liam pun memang berhasil, sebab Runa sudah terlalu lelah berdebat dan juga lelah untuk terus merasa berdebar. Padahal dia tahu itu bukan pertama kalinya mendapat kecupan atau pun lumatan dari sang suami. Tetapi kenapa jantungnya bak konser dangdut begini?

Dia juga sadar kalau Liam semakin gencar untuk mengejar hatinya. Namun dalam dirinya tentu saja tersimpan rasa takut, yang Runa akui dirinya juga membenci hal tersebut.

Setidaknya untuk saat ini dia masih ingin berjalan sebagaimana biasanya, dengan harapan tidak ada hal yang bisa kembali memicu traumanya.

Pria itu juga lebih sering mengajak sang istri untuk selalu menghabiskan waktu berduaan; alias liburan. Seperti saat ini, keduanya sedang berada di perjalanan menuju Eldorado Dome, Bandung, untuk menikmati konser The Script.

Keduanya bahkan sudah sampai di Bandung tadi siang. Jalan-jalan sebentar dan berhenti untuk mengisi perut sebelum check in hotel. 

Liam pun merasa bahwa akhir-akhir ini intimasi semakin tercipta di antara dirinya dengan sang istri, sehingga pria itu semakin yakin untuk dapat membuat wanitanya takluk.

[***]

Alunan ritme gitar listrik yang terdengar memercik kenangan pada masanya. Intro lagu Nothing milik The Script memicu keriuhan penonton untuk segera dinyanyikan. Namun sang vokalis justru terus saja berjalan di panggung, membiarkan sang gitaris mengalunkan ritme tanpa henti.

Sampai pada akhirnya, langkah sang vokalis berhenti dengan matanya yang mengarah ke salah satu penonton yang berdiri dekat panggung.

"You know about this song, right?"

"Me?" Liam sedikit gelagapan dan terkejut, memastikan bahwa Danny memang sedang mengajaknya berbicara.

"Yes, you. You know the meaning about this song, right?" ulang pria tersebut.

Liam pun mengangguk. Tentu saja dirinya mengetahui arti dari lagu yang akan dibawakan oleh sang penyanyi. Lagu ini pun memiliki kenangannya tersendiri untuk Liam, apalagi makna yang terkandung dalam lagunya cukup dalam; yaitu tak bisa melupakan wanita yang dirinya cintai.

"Before I start to sing, I want you to call your lovely ex." Suara riuh pun terdengar saat sang vokalis menyuruh Liam untuk menghubungi mantannya; mantan terkasihnya. "Do you dare to do that?"

Mampus, batinnya dalam hati. Pria itu langsung menoleh ke arah sang istri.

Dihampiri oleh artis panggung memang merupakan kejadian yang cukup langka dan sangat patut untuk disia-siakan begitu saja. Tapi dirinya juga tidak mau membuat aura permusuhan kembali muncul dari sang istri.

"I am sorry, I can't do that."

Suara riuh kembali terdengar seakan menyorakkan betapa pengecutnya Liam hanya untuk menghubungi mantannya sejenak.

"Oh?" Danny tampak terkejut mendapat penolakan. "C'mon, Man! Don't be a coward!"

"I am not a coward," tegas pria itu. Setelahnya, Liam menggenggam tangan Runa dan sedikit menariknya ke atas untuk diperlihatkan ke arah kamera. "This is my wife, I am here with her. So, of course I can't do that in front of my lovely wife."

whelve [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang