001. Confused

1.2K 222 148
                                    

-Bukan hari ini, tapi suatu saat nanti- Langit Bagasmaja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Bukan hari ini, tapi suatu saat nanti-
Langit Bagasmaja

-

Selamat Membaca

-

Sekolah Menengah Atas (SMA) Paradise, tempat Alula, Langit dan Bumi bersekolah. Langit berjalan menyusuri lorong hendak pergi ke lapangan basket. Salah satu hobi Langit adalah bermain basket. Berbeda dengan Bumi yang saat ini berada di kelas sambil memainkan ponselnya. Bumi itu sangat anti dengan sinar matahari.

Langit menatap lapangan yang lumayan besar untuk bermain basket membuatnya melebarkan senyuman indah.

"Lan!" teriak salah satu siswa yang ada di tengah lapangan.

"Tanding Lan," lanjutnya.

Bibirnya semakin terangkat seolah kata itu membuat semangat Langit membara. Perlahan ia berjalan memasuki tengah lapangan.

"Nih," ucap Barra Sebastian sambil melemparkan bola basket itu pada langit, dengan santai Langit menangkap dan memainkan bola itu di tangannya.

Barra anak dari guru di SMP itu, memiliki hubungan tanpa ikatan dengan salah satu perempuan di SMA Paradise kedengarannya sakit tapi menurut Barra itu menyenangkan.

"Bumi mana Lan?" tanya Chris Dilanata sambil menepuk punggung Langit. Chris seorang dengan tingkat suara tertinggi di antara mereka, sifat Chris juga sangat dewasa tapi terkadang childish.

"Lo tau pasti kan, kalau Bumi gak suka panas," jawab Langit datar. Chris mendelikkan matanya karena jawaban Langit yang tanpa ekspresi.

"Quick start, lama banget," ujar Sakti Aksara yang merupakan wakil ketua OSIS di SMA Paradise dan yang menjabat sebagai ketua OSIS adalah Bumi, dia hanya akan menyukai satu wanita yang sekarang entah ada dimana. Dan tanpa menunggu lagi, permainan dimulai.

***

Di kelas, suasana sepi menyelimuti indera pendengaran Bumi. Dulu, Bumi selalu suka dengan kesepian, tapi kali ini dia takut jika kesepian itu muncul kembali.

Ibarat sepi itu adalah kenangan buruk dan Alula lah yang menjadi keramaian bagi Bumi.

"Apa gue telepon Alula aja ya?" gumam Bumi sambil melihat ponselnya.

"Ah nggak, gue gak boleh ganggu Alula," lanjut Bumi yang mengurungkan niat untuk menelepon Alula.

Bumi melanjutkan aktivitas nya bermain dengan benda tipis itu. Karena Alula demam, dia tidak masuk sekolah hari ini. Bumi berpikir untuk keluar dan pergi ke kantin sekolah.

Tapi, seseorang datang, seseorang yang paling Bumi benci di dunia, seseorang yang paling ia tidak suka di dunia datang menghampirinya.

"Kak Bumi," ucapnya pada Bumi.

Klandestin Paradise [completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang