005. Longing

432 141 61
                                    

-Tidak perlu menjadi orang lain untuk membuat seseorang menetap- Chris Dilanata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Tidak perlu menjadi orang lain untuk membuat seseorang menetap-
Chris Dilanata

-

Selamat Membaca

-


Bel berbunyi kencang, dan sejak jam dua lebih sepuluh menit sore, hujan tiba-tiba turun membuat udara menjadi dingin dan sampai sekarang, jam empat sore tepat hujan belum juga reda.

Alula memandang Bumi, seperti ada yang tidak beres dengan Bumi, sedari tadi dia hanya diam memandang deras nya hujan melalui jendela sekolah.

"Alula," ucap Langit sambil menyentuh bahunya. Dia berbalik pada arah suara, Alula menatap Langit lekat.

"Iya Langit, ada apa?" tanya Alula menjawab ucapan Langit.

Sempat terdiam beberapa detik, Langit menatap mata Alula. Dia ingin memberitahu Alula kalau hari ini dia ada kerja malam, tapi Langit mengurungkan nya, ia takut jika Alula marah padanya.

"Kamu cantik," ucap Langit sambil tersenyum.

Ucapan yang tiba-tiba membuat wajah Alula memerah seketika, padahal Langit selalu mengatakan itu tapi kenapa reaksi Alula malah seperti ini.

"A-ahaha, tiba-tiba ba-banget," ucap Alula terbata-bata. Dia gugup. Entah kenapa, biasanya Alula tidak pernah gugup saat Langit mengatakan hal seperti itu.

Alula yang gugup pun menundukkan kepalanya, tidak ingin melihat Langit yang sedang menatapnya lekat dengan senyuman yang manis.

"Hari ini, jangan beli es krim dulu ya, it's rainy season," ucap Langit beralih menatap hujan yang turun dari balik jendela kelas.

"Iya, Alula nggak beli es krim dulu," jawab Alula, menuruti apa yang Langit katakan.

"Good Girl."

Tiga puluh menit berlalu, air yang turun dari langit pun sudah mereda tanpa menghilangkan awan-awan hitamnya. Angin dingin masih berhembus kencang menusuk kulit.

Alula, Bumi dan Langit berjalan menembus angin dingin itu, jika hanya dingin itu tidak masalah bagi mereka.

"Kalau kamu sakit lagi gimana?" tanya Bumi, ia mengkhawatirkan Alula karena udara dan angin dingin ini bisa saja menyebabkan Alula terkena flu lagi.

"Bumi tenang aja, Alula kuat kok," jawab Alula penuh semangat membuat kedua laki-laki itu tersenyum mendengar nya.

"Awas kalau sakit, kemarin aja Bumi sampai nangis gara-gara kamu sakit," ucap Langit tiba-tiba.

Satu pukulan yang bermaksud candaan dilayangkan oleh Bumi pada punggung Langit.

"Damn, gue gak nangis ya, Lan!" teriak Bumi pada Langit.

Klandestin Paradise [completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang