038. Open Your Eyes, Please

445 81 8
                                    

-Kamu itu punya aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Kamu itu punya aku. Gak ada yang bisa ngambil kecuali yang maha kuasa-
Rajendra Fabian

-

Selamat Membaca

-


Jarum jam berdetak, suaranya keras sampai suasana menjadi sedikit mencekam. Langit berada di lorong rumah sakit, ia duduk di kursi besi tepat di samping ruangan khusus Bumi.

Jangan tanya kenapa Langit berada disini, sudah pasti karena Langit khawatir akan kondisi sahabat nya itu. Langit tidak mau jika harus kehilangan seseorang yang berharga di hidupnya lagi, ia tidak mau.

Orang tua Bumi sudah menyuruh Langit untuk pulang tapi Langit menolak. Meski Langit pulang kerumahnya tidak akan ada orang disana, jadi lebih baik ia diam disini bersama Bumi yang masih menutup matanya sedari siang.

Yang lain sudah pulang terlebih dahulu karena tidak ingin orang tua mereka cemas, terkecuali Chris, ia berkata pada Langit untuk menunggunya kembali dari rumah. Chris juga sama, ia tidak mau kehilangan sahabatnya itu.

Waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam dan Langit masih berada di sana dengan jaket yang terpasang di tubuhnya. Tiba-tiba ada suara langkah kaki seseorang yang datang dengan tergesa-gesa.

"Sorry, gue lama gak?" tanya Chris sambil menetralkan napasnya.

Langit menoleh lalu menggelengkan kepalanya pelan. Ia berdiri dari duduknya berjalan mendekati kaca besar yang terhubung dengan ruangan khusus itu. Tangannya bergerak menyentuh kaca tersebut.

Seketika udara dingin langsung menyelimuti tangan Langit. Chris berjalan mendekati Langit, perlahan tangannya mendarat di pundak Langit sambil menepuknya pelan.

"Gue tau lo khawatir sama Bumi, gak usah di tutup tutupin soalnya keliatan," ucap Chris.

Dengan pandangan lurus kedepan, menatap Bumi yang tertidur dengan selang infus yang melilit tangannya beserta peralatan-peralatan aneh yang baru pertama kali mereka lihat, itu terlihat mengerikan.

"Chris, lo percaya sama apa yang dia bilang kalau bakal sembuh?" tanya Langit pelan.

Pertanyaannya itu membuat Chris terdiam seolah tubuhnya membeku seketika. Kenapa Langit harus menanyakan hal itu?

Matanya beralih menatap Langit tajam, tidak percaya dengan apa yang Langit katakan.

"Apa maksud lo hah? lo gak mau Bumi sembuh?!" tanya Chris dengan sedikit kesal.

Dengan cepat Langit langsung menggelengkan kepalanya, "Gue mau dia sembuh tapi kenapa gue gak yakin sama dia."

"Bumi, lo gak akan nyerah gitu aja 'kan?" gumam Langit sembari menatap Bumi.

Klandestin Paradise [completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang