030. Little Intruder

316 72 3
                                    

-Mengingat memori-memori kecil tentang mu, jadi sedikit menyakitkan-Bumi Mahapraga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Mengingat memori-memori kecil tentang mu, jadi sedikit menyakitkan-
Bumi Mahapraga

-

Selamat Membaca

-

Hari kedua tanggal 17 pertandingan basket antar sekolah kembali dimulai. Mereka sekarang sedang melakukan pemanasan sebelum pertandingan. Lawan mereka kali ini adalah SMA Tirtayasa, mereka berhasil mengalahkan SMA Harutama Jaya kemarin dan sekarang mereka akan menghadapi SMA Paradise.

Mengingat kembali apa yang di katakan Aganta bahwa harus tetap berhati-hati pada setiap pemain dari sekolah lain, mereka juga pasti berlatih keras untuk menang bukan hanya SMA Paradise saja.

"Bumi mana?"

Pertanyaan Barra sambil mencari keberadaan nya. Entah kemana Bumi pergi, sejak awal pemanasan Bumi sudah tidak ada dan tidak ada yang mengetahui keberadaan nya sekarang.

Langit mengerutkan keningnya, ia berpikir bahwa Bumi mungkin masih ada di hotel. Bahkan Langit, Fabian dan Sakti yang satu kamar dengannya saja tidak tau dia kemana.

"Mungkin balik ke hotel," kata Sakti dan dibalas anggukkan oleh Barra.

Beberapa menit kemudian Bumi datang, wajahnya lesu seperti kelelahan membuat Aganta kebingungan. Hari yang panas, mungkin ini sebabnya Bumi terlihat lesu seperti tidak ada tenaga.

"Bumi, dari mana aja?" tanya Aganta.

"Kamar mandi," jawab Bumi pelan.

Suaranya kecil hampir tidak terdengar oleh Aganta, ditambah dengan suara bising dari para penonton pertandingan.

"Hah?"

"Kamar mandi!" teriak Bumi.

"Oh gitu, tadi Barra nyariin lo."

"Ngapain?"

Bumi bertanya dengan kening yang mengkerut seolah-olah kebingungan padahal Bumi berusaha menghilangkan sakit kepala yang sedari tadi ia rasakan.

Tiga puluh menit yang lalu Bumi merasakan sakit kepala yang luar biasa, ia pergi menuju kamar mandi SMA Serayan tanpa memberitahu kan pada siapapun. Bumi sampai di tempat tujuannya, tangannya menopang tubuhnya pada wastafel kamar mandi beruntungnya tidak ada orang disana.

Saat Bumi menatap cermin di depannya, ia melihat cairan merah yang meluncur dari lubang hidungnya. Darah segar itu kembali muncul setelah sekian lama, Bumi benci darah karena dia takut. Sekali lagi jangan pernah menganggap Bumi lebay karena takut dengan darah, semua orang memiliki ketakutan nya masing-masing.

Klandestin Paradise [completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang