Selamat Membaca
-
Di tempat pemakaman, di siang itu cuacanya sangat panas. Setelah semuanya selesai, para pelayat yang datang, keluarga Bumi sudah pergi dan yang tersisa hanya mereka, sahabat-sahabatnya yang masih tidak percaya dengan ini semua.
"Keren lo Mi, katanya gak akan pergi tapi kenapa malah pergi? katanya mau sembuh tapi nyatanya apa?" gumam Langit sambil berjongkok didekat makam Bumi.
Tangannya memegang nisan yang bertuliskan nama Bumi Mahapraga sambil mengelusnya pelan. Sengatan kecil dihatinya membuat air mata yang semula membeku perlahan mencair.
Langit menangis sejadi-jadinya, teman-temannya yang melihat Langit menangis seperti itu membuat kesedihan itu kembali datang. Tangan Sakti terulur untuk menepuk-nepuk punggung Langit bertujuan untuk menenangkan nya.
"Kenapa lo ninggalin gue, Mi," tangis Langit, benar-benar bukan seperti Langit yang biasa mereka lihat.
Hati Langit lebih hancur dari kehilangan sosok Alula, mungkin karena ini merupakan ketiga kalinya ia ditinggalkan pergi oleh orang-orang terdekatnya.
"KENAPA?!" seru Langit.
"Langit udah, Bumi udah pergi, dia udah gak bisa jawab lo lagi!" teriak Chris dengan air mata yang meluncur dari sudut matanya.
"Kamu juga jangan nangis Chris, untuk sekarang biarin Langit nangis dulu," sela Naomi sambil memegang lengan kiri Chris.
"Semua ini udah takdir dari tuhan, kak Bumi pergi juga pergi buat ngilangin rasa sakitnya," tutur Niska.
Didalam pelukannya, ada Aganta yang mencoba untuk menghentikan tangisannya. Matanya sudah terlihat bengkak karena terlalu banyak menangis.
"Udah bang Agan jangan nangis lagi, aku jadi ikut sedih kalau gini," ucap Niska sambil menangkupkan tangannya di kedua pipi Aganta.
Aganta meraih tangan hangat Niska yang ada di pipinya, "Maaf ya, aku jadi cengeng banget."
"Eh, ngga, ngga gitu. Aku tau kalau bang Agan sedih tapi gak baik kalau sedihnya berlarut-larut kaya gini," jelas Niska yang langsung diberi anggukkan oleh Aganta.
Adik laki-laki Bumi menangis dalam diam, Fabian, ia mencubit lengannya sendiri untuk menghentikan tangis nya. Bagaimana bisa ia menghilangkan Bumi dari pikirannya sekarang, padahal lembaran baru, baru saja ia buka. Rasanya sakit.
"Kak, Bi-bian janji gak akan sering makan pedes, Bian janji bakal nurut sama bunda sama ayah! Bian ... Bian masih pengen lebih akrab sama kakak tapi sekarang Bian gak bisa apa-apa."
Fabian merasakan suasana yang sama untuk kedua kalinya, ketika seorang ayah pergi dari dunia, kesedihan itu melanda bagai badai sama seperti sekarang. Badai itu kembali muncul padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin Paradise [completed✓]
Teen Fiction[Sudah terbit + Part masih lengkap] "Kelak akan aku ceritakan pengalaman bagaimana diriku tanpa kalian berdua, nanti, di keabadian." - Kisah tentang persahabatan antara Alula, Langit dan Bumi yang terlibat dengan cinta segitiga. Bukan hanya mereka b...