002. They Are Destiny

719 187 83
                                    

-Kadang, keberanian lah yang memenangkan segalanya-Bumi Mahapraga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Kadang, keberanian lah yang memenangkan segalanya-
Bumi Mahapraga

-

Selamat Membaca

-

Angin berhembus menerpa wajah anak laki-laki itu, Fabian. Wajahnya babak belur, sambil memegang dagunya ia meringis pelan merasakan sakit. Fabian memiliki wajah yang sangar tapi sungguh, Fabian tidak jahat.

Kakak kelas yang memukuli Fabian itu memang selalu mengganggu dirinya. Tapi Fabian tidak pernah membalas perlakuan kakak kelasnya itu. Fabian pikir dengan cara dia tidak membalasnya gangguan itu akan hilang, tapi dia salah. Kakak kelasnya itu masih saja mengganggu nya.

Aganta yang pertama kali melihat Fabian di keroyok oleh kakak kelas nya itu pun memilih untuk melaporkan kejadian itu pada Bumi.

"It really hurts," gumam Fabian.

Dia duduk di tanah sambil meringis kesakitan. Pukulan kakak kelasnya itu memang tidak main-main.

"Siapa yang bikin lo kaya gini?"

Fabian menoleh kearah sumber suara, dia menatap seseorang di depannya. Dia, Bumi, menatap tajam Fabian entah kenapa tatapan tajam Bumi pada Fabian sulit untuk dihilangkan sekarang.

Fabian terkejut bukan main saat kakak nya tiba-tiba datang dan menanyakan hal seperti itu.

"Kakak?" panggil Fabian.

"Kakak ngapain kesini?" tanya Fabian panik dan langsung berdiri menatap Bumi yang sedikit lebih tinggi darinya.

Bumi diam sesaat, ia ingin mengeluarkan kata-kata tapi entah kenapa mulutnya sulit untuk mengatakan nya.

Plak

Sedikit tamparan kecil pada punggung Bumi dan pelakunya adalah Langit. Ia menatap Bumi lalu menganggukkan kepalanya pelan.

"Adik gue habis di keroyok dan mana bisa gue gak kesini," kata Bumi mantap.

Fabian melotot karena perkataan Bumi tadi, apa dirinya salah dengar? adik katanya? rasanya Fabian ingin meloncat sekarang juga.

"Apa?" Bumi bertanya karena Fabian melotot padanya.

"Ah nggak. Makasih kak," ucap Fabian pelan.

Keheningan terjadi seketika, ketika Fabian mengatakan terimakasih hati Bumi terasa hangat. Apa karena dirinya tidak pernah mendengar ini dari Fabian?

Langit dan Aganta saling melirik, seolah meminta untuk mencairkan suasana yang hening.

"Bian, lo strong 'kan?" tanya Aganta dan dibalas anggukkan kepala dari Fabian.

"Not bad Bumi, lo udah ngelakuin yang terbaik," ucap Langit pelan di belakang Bumi.

"Thanks," jawab Bumi yang sama pelannya dengan Langit.

Klandestin Paradise [completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang