-Andai saja waktu bisa berhenti sejenak-
Bumi Mahapraga-
Selamat Membaca
-
Hari ini udara begitu panas, Alula, Langit, Bumi, Sakti, Chris, Barra, Lyra, Aganta dan Fabian berada di warung Bi Kokom, tempat yang biasa mereka berkumpul bersama. Udara yang panas adalah musuh Bumi, sekarang saja ia sudah lemas dengan Sakti yang mengipasi Bumi menggunakan kipas milik Lyra.Padahal Langit yang selalu di panggil pangeran es tidak merasa kepanasan. Bumi memang tidak suka matahari dan panas tapi bukan berarti Bumi membencinya.
"Lemah banget lo panas dikit doang," ucap Chris pelan tapi masih bisa terdengar oleh Bumi.
Bumi yang malas untuk sekedar marah-marah pada Chris pun hanya diam menatap Chris seolah-olah mengatakan kalau gak panas udah gue mutil*si lo!
"Udah kali Chris, kek gak pernah kepanasan aja," ucap Aganta membela.
"Gue pernah kepanasan tapi gak lebay kayak tuh bocah," jawab Chris sambil menatap Bumi.
"Diem lo!" ucap Bumi yang kesal karena Chris terus menerus berbicara.
Semua orang tertawa ketika melihat Chris terdiam saat Bumi bersuara. Mereka berdua memang selalu seperti ini, tapi bukan berarti mereka adalah musuh, ini salah satu cara kedekatan mereka untuk menjalin tali persahabatan.
"Bian gak tau ternyata kak Bumi gak suka panas," ucap Fabian tiba-tiba.
Perkataan itu membuat Bumi sedikit tertampar, selama ini Bumi tidak pernah menganggap Fabian ada sebagai adik nya.
"Maaf," ucap Bumi sambil menundukkan kepalanya. Itu cukup membuat semua orang yang ada di sana terkejut.
"Udah mulai akur, hm?" tanya Aganta menggoda mereka berdua.
"Bi Kokom! Bumi sama adik nya udah akur nih!" teriak Barra pada Bi Kokom yang sedang memasak gorengan.
"Alhamdulillah atuh ya, Bumi," jawab Bi Kokom yang ijut berteriak.
Bumi hanya tersenyum lalu kembali pada Bumi yang kepanasan. Hari minggu yang panas ini hampir membuatnya gila, apa cuman dirinya yang merasakan panas seperti ini disini?
Entah kenapa akhir-akhir ini juga Bumi sering merasakan kelelahan, mungkin karena beberapa hari kemarin terlalu banyak acara dan membuat dirinya kelelahan.
"Mau kemana?" tanya Langit pada Alula yang hendak berdiri tepat di sampingnya.
"Beli es krim lagi," jawab Alula dingin tanpa membalikkan tubuhnya.
Ia marah pada pada Langit karena lebam yang ada di sebagian wajahnya. Langit tidak memberitahu Alula atau yang lain kalau Lakara dan teman-temannya lah yang membuatnya seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin Paradise [completed✓]
Novela Juvenil[Sudah terbit + Part masih lengkap] "Kelak akan aku ceritakan pengalaman bagaimana diriku tanpa kalian berdua, nanti, di keabadian." - Kisah tentang persahabatan antara Alula, Langit dan Bumi yang terlibat dengan cinta segitiga. Bukan hanya mereka b...