Klandestin Paradise [completed✓]

014. Don't Worry

-Kamu nyata namun terasa Fatamorgana-
Aganta Galangga

-

Selamat Membaca

-

Suasana hatinya kacau, seakan ada yang mengobrak-abrik hatinya dan semua itu seketika lenyap saat melihat wajah gadis impiannya, Bumi kacau.

Ia berdiri menatap Alula dari jauh, Alula yang menyadari itu pun beralih menatap Bumi sendu.

"Bumi," ucap Alula pelan.

Langit dan Chris mengikuti arah pandangan Alula yang menatap Bumi. Sejujurnya Alula tidak ingin melakukan ini pada Bumi sungguh tapi hatinya berkata lain, cinta itu mengerikan.

Matanya menatap Alula sendu, ia berbalik kemudian berjalan keluar kelas seperti tidak ada apapun yang terjadi di sana.

***

Bumi berdiam diri di roftop sekolah, sudah lama ia tidak berada di sini. Biasanya Bumi pergi ke atas untuk menenangkan dirinya seperti sekarang.

"Bunda," ucap Bumi sambil menatap langit diatasnya. Rasa rindunya pada sang ibunda tiba-tiba muncul.

"Mulai hari ini, Ibu akan Bumi anggap sebagai Bundanya Bumi, ya meski posisi Bunda sebenarnya gak bisa di gantiin siapa-siapa tapi Bumi gak boleh egois," ucapnya.

Ibu yang Bumi maksud adalah ibu tirinya yang merupakan ibu dari Fabian. Bumi ingin menjalani lembaran baru sebagai sesama keluarga.

"Bunda tenang aja, Bumi gak berniat buat lupain Bunda," lanjut Bumi.

Tiba-tiba kepalanya sakit seperti ada besi yang jatuh di kepalanya, dan seperti dibawa berputar-putar dengan cepat, ia memijat dahinya dengan satu tangan berharap rasa sakit itu hilang.

Bumi menggelengkan kepalanya pelan bersiap untuk turun dari roftop dengan langkah pelannya ia berjalan menuju pintu keluar.

"Bunda gak akan ninggalin Bumi sendiri 'kan, Bumi takut sendirian, Bumi mau sama Bunda terus."

"Iya Bumi ku permatanya Bunda."

Sebuah ingatan tiba-tiba saja terbersit di benak nya. Mengingat bagaimana dulu ia bersama sang Bunda, bahkan senyum yang berusaha ia lupakan itu kembali teringat. Bagaimana ibunya melihat Bumi halus dengan senyuman yang hangat.

Bumi merindukan Bundanya.

Ingatan itu seolah-olah berputar di pikiran Bumi, seakan ada seseorang yang menekan tombol pengulangan pikiran, dan.