010. Dont Tell This

373 104 20
                                    

-Dimulai dari hal kecil, kamu pasti bisa-Rajendra Fabian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Dimulai dari hal kecil, kamu pasti bisa-
Rajendra Fabian

-

Selamat Membaca

-


Malamnya dikediaman Bumi begitu sunyi dan tenang. Ayah dan Ibu tiri nya mendadak pergi ke luar negeri untuk melakukan meeting yang akan di adakan besok.

Hanya ada Bumi dan Fabian. Maid? tentu saja mereka sudah pulang, jam-nya hanya sampai pukul tujuh malam dan sekarang sudah pukul sepuluh malam lebih.

"Ah ... gue gak bisa tidur, apa gue terlalu maksa Sakti ya?" tanya Bumi pada dirinya sendiri, mengingat kembali kejadian saat istirahat tadi siang.

Pikirannya kacau, sepertinya hari ini keadaan Bumi sangat tidak baik. Banyak sekali kejadian yang menimpanya hari ini, Jum'at.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat Bumi mengerutkan keningnya, ia yakin kalau yang mengetuk pintu itu adalah Fabian karena tidak ada siapapun lagi disini.

Sebenarnya kali ini dia sangat lemas untuk sekedar membuka kan pintu. Entahlah, sepertinya tenaganya terkuras habis hari ini.

Fabian 'tak henti-hentinya mengetuk pintu kamar Bumi, ketukannya pelan tapi dikarenakan suasana yang sepi membuat suara ketukan nya itu sangat keras. Mau tidak mau, Bumi harus membukakan pintu nya, ia melawan rasa malas nya dan berjalan menghampiri pintu.

"Awas aja kalau gak penting," gumam Bumi.

Pintu terbuka.

"Kenap-"

"Kak Chris bilang, kakak tadi mimisan dua kali?" potong Fabian dengan wajah serius.

Bumi tersentak, kenapa Chris memberitahukan ini pada Fabian? atau mungkin teman-temannya juga tau? ia diam tanpa menjawab pertanyaan dari Fabian. Mata Bumi menatap Fabian tajam seolah-olah bicara 'terus kalau iya, hubungan nya sama lo apa?!'

"Kak Bumi pasti kecapekan, kakak pasti kecapekan gara-gara jadi ketua OSIS 'kan? harusnya kakak istirahat, kenapa jam segini belum tidur?" Fabian berbicara tanpa henti.

Bumi menghela nafas kasar, "Ini juga gue mau tidur tapi lo malah ketok-ketok pintu."

"Ahhh ... benar juga, maafin Bian tapi kak, Bian mau minta tolong," ucapnya.

"Apa?" Bumi menjawab dengan nada sinis.

"Em, Bian laper pengen makan mie, temenin Bian ke Indojuli yah?" ajak Fabian sedikit memohon, dengan wajah memelas. Bumi bingung dengan Fabian, biasanya dia tidak pernah meminta ditemani atau bahkan bertanya hal-hal tidak penting pada nya.

"Lo kan nyuruh gue istirahat, kenapa lo ngajak gue ke Indojuli?!" Bumi kesal, ia memijat pelan kepalanya.

Lagi-lagi Fabian merutuki kebodohannya, seketika ia lupa kalau Bumi itu sedang lemas. Fabian menggigit bibirnya berusaha mencari topik setelah ini, "Kalau gitu, kakak mau titip sesuatu?"

Klandestin Paradise [completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang