10 | Doing Something that Un-holy

6.1K 742 847
                                    

Aplikasi Wattpad error dalam beberapa hari belakangan ini dan pihak wattpad baru saja menyarankan untuk pakai versi webnya dulu.

Aku sampai nunda up Amerta (padahal sudah aku ketik dari kapan hari) karena aplikasinya gak bisa dibuka dan sejujurnya aku kurang suka update lewat web (menurutku pribadi lebih banyak gak enaknya). Semoga kali ini part-nya rapi ya, karena aku gak bisa ngecheck seperti biasanya (versi ponsel). Semoga Wattpad cepat membaik secara keseluruhan. Sebagai gantinya, aku kasih part yang panjang sekali.

Terima kasih dan aku persembahkan AMERTA untuk kalian semua.

-

Pintu kamar mandi Jungkook terbuka setelah si pemilik kamar berada di dalamnya selama kurang lebih satu setengah jam. Selain mandi yang hanya 15 menit, Jungkook juga mengocehi dirinya sendiri di depan wastafel sambil menatap wajahnya di cermin.

Dia menggosok rambutnya yang setengah kering dengan handuk kecil, Jungkook mendekat ke arah ranjang dan melihat Hasa terbaring dengan posisi meringkuk di sana.

Pundak telanjangnya terlihat karena selimut sudah tidak menutupinya lagi. Jungkook memperhatikan itu tanpa berniat mengalihkan wajahnya. Sungguh pemandangan yang sudah dia ingin-inginkan sejak dulu.

Untuk apa kau hidup sampai berumur 24 tahun? Untuk melihat Han Sarang telanjang dan tertidur pulas di atas ranjangku. Itu adalah jawaban Jungkook jikalau ada yang menanyakannya.

"Bu...."

Lamunan Jungkook terpecah saat mendengar lirihan Hasa. Tubuh si gadis Han bergetar dan isakannya terdengar memilukan. Ini adalah hal yang tak asing lagi bagi Jungkook. Namun rasa hatinya itu serasa tak kunjung terbiasa karenanya.

"Jangan tinggalkan Hasa. Jangan tinggalkan Hasa dan kakak, Bu...."

Isakan itu semakin memilukan dan Jungkook mendekat ke arah Hasa, memeluk gadis itu dari belakang sambil mencium pundaknya.

"Hasa," panggilnya.

"Hei, kau bisa mendengar suaraku, kan?"

Si pemuda Jeon memejamkan mata, seperti dejavu, dulu saat mereka masih sama-sama kecil, saat di panti asuhan, dia juga memperlakukan gadis itu seperti ini sekalipun Hasa setiap hari mengatakan tubuhnya lebih kurus dan kecil dari gadis itu.

Jungkook memeluknya sama seperti sekarang, Jungkook juga mengatakan hal yang sama, dan Jungkook juga memasang ekspresi yang sama seperti yang dulu. Tentunya dengan keadaan yang berbeda.

Jungkook sekarang sedikit merasakan hampa, dia ingin balas dendam dengan Hasa, dia benci gadis itu tapi entah kenapa dia menenangkannya dari mimpi buruk sekarang. Yah, anggap saja dia memang sedang sedikit
berbaik hati.

"Sarang," panggilnya begitu pelan. Daun saat musim semi pun akan memilih untuk tak pernah jatuh demi mendengar nada selembut itu dari Jeon Jungkook.

Kedua mata Hasa terbuka, peluh membasahi keningnya, napasnya benar-benar berat dan seperti habis memutari lapangan olahraga. Dia melihat tangan Jungkook memeluk tubuh telanjangnya yang masih tertutup selimut.

"Lepaskan," kata Hasa.

"Kau mengatakan hal yang sama juga dulu," sahut si pemuda Jeon.

"Lepaskan aku, jangan ikut campur" kata Hasa lagi.

Sudut bibir Jungkook terangkat, kenapa dia selalu saja merasa suka saat gadis itu mengatakan hal-hal menyakitkan untuknya? Lalu dari mana asal sakit hati dan keinginan balas dendamnya ini?

"Kau marah karena kita tidak seks? Aku tidak punya pengaman ternyata, di mana-mana tidak ada, kau begitu ingin punya anak dariku?" tanya Jungkook lalu dia mencium pundak Hasa lagi.

AMERTA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang