Jungkook menaikan tatapannya, walaupun Hasa tidak pernah melihat ke arah matanya, dia tau gadis itu menyadari tindakannya. Sekarang, Jungkook terbaring di sebuah ranjang yang berada di dalam ruangan yang digunakan para pemanah untuk beristirahat jika mengalami hal tidak terduga.
Ada sebuah tempat kecil berisi air dan juga handuk kecil, seseorang mengantarnya kemari dan Jungkook langsung mengusirnya begitu saja tanpa membiarkannya untuk menyelesaikan kekacauan di diri pria itu.
"Kau harus lebih ramah," kata Hasa kesal.
Keningnya terus berkerut, tapi Jungkook tak pernah mempermasalahkan itu. Matanya kembali menatap ke pakaian Hasa, tepatnya dari celah-celah kancing, di mana dia bisa melihat pakaian dalam gadis itu.
Hasa memakai blouse putih tanpa lengan dan dalaman berwarna hitam. Semua yang ada di tubuh gadis itu adalah pilihannya, Jungkook juga ingat apa saja yang dibelinya. Blouse ini salah satu kesukaannya.
"Ke mana matamu melihat, Sialan?!" bentak Hasa.
Dia menjauhkan tubuhnya beberapa meter dan Jungkook berdecak sebal, dia kembali memejamkan mata.
"Pria dewasa suka melihat paha dan dada. Apa lagi kau adalah milikku, tapi jangan berpikir aku menyukai punyamu saja" jawab Jungkook.
"Milik.... Milikmu?! Aku?! Kau mimpi?"
"Tidak, semua yang ada di tubuhmu, aku yang punya. Semua itu uangku, lantas kenapa? Kalau dirimu merasa sudah bisa hidup tanpa uangku, kau boleh pergi dari penthouse dan aku akan bilang pada kakakmu bahwa adiknya ingin hidup melarat."
Gigi Hasa bergemelatuk, Jungkook tau apa yang dilakukannya, pria itu mengancam, sedikit memanipulasinya juga. Bukan berarti ... Jungkook ingin tetap tinggal dengannya, kan? Itu semua tidak mungkin.
Hasa kembali mendekat dan mengelap sisa-sisa darah di kulit Jungkook, air yang tadinya bening menjadi merah. Jungkook sama sekali tidak luka, tapi orang yang tadi, memprihatinkan.
Tubuh Hasa menegang setiap mengingat apa yang terjadi tadi, seandainya orang itu tidak selamat, apakah dia yang akan dijadikan kambing hitam?
Tatapan Jungkook jatuh pada bibir Hasa, pria itu kemudian melihat ke arah pintu ruangan yang terbuka. Hasa sepertinya tidak sadar sebab dia tengah melamun.
Satu alis Jungkook naik, menyadari siapa yang mengintip untuk masuk dari sana. Maka dari itu dia menarik tengkuk Hasa dan menaut bibir gadis itu sambil memperhatikan celah pintu.
Seokjin mengerutkan keningnya, baru saja dia ingin menutup pintu, sebuah tangan yang lain menahannya. Membuat Seokjin menoleh dan lebih terkejut lagi tentang siapa yang dilihatnya.
Bibirnya terbuka untuk menyebut nama orang itu tapi si lawan bicara sudah lebih dulu mendorong pintu dan masuk lalu menutupnya lagi tanpa mengatakan apa pun.
"Oh ... ada apa ini?" gumam Seokjin bingung lalu dia tertawa pelan untuk menutupi kegugupan sekilasnya.
"Ah Hyung...."
Seokjin menoleh, dia melihat Jimin tengah bersandar di tembok dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Dia melambai ke arahnya dengan wajah bersemu merah. Park Jimin yang manis.
"Jimin," panggil Seokjin lalu mendekat ke arahnya.
"Hyung, kau tau kan kenapa Taehyung benci sekali dengan Hasa?" tanyanya.
"Tidak, hanya kau yang tau" jawab Seokjin.
Jimin memasang wajah sedihnya, dia menyentuh pundak Seokjin dan kembali tersenyum senang.
"Ya, kau benar, hanya aku yang tau, Hyung. Apa Hyung mau tau juga? Syaratnya mudah," kata dia.
"Apa maksudmu? Sejak kapan di antara kita bertujuh harus memenuhi syarat untuk mengetahui sesuatu dari mulut masing-masing?" tanya Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMERTA ✓
Hayran Kurgu[Be Wise: Mature] Ada dua tipe pria di dunia ini. Pertama, pria baik-baik. Kedua, pria yang nakal. Menurut rumor, Jeon Jungkook bisa menjadi keduanya. Jungkook itu diktator, dendi dan parlente, arogan, dan kejam. Hasa sendiri adalah orang yang meras...