PROLOGUE Season 3 | Who's Behind The Camera?

3.4K 520 368
                                    

Awal permulaan perjuangan kita di Season 3 nih, Youniverse. Karena di Season 1 dan 2 sudah dimunculkan konflik, maka di Season ini tugasnya adalah memperjelas konfliknya dan selesaiin konflik satu persatu dengan pembawaan lebih luwes.

Vote ke berapa kamu hari ini?

Ayo ... tenggelam bersama-sama :)

***

Sepasang borgol terpasang di kedua pergelangan tangan Hasa dan yang memasangkannya adalah Han Hana, kakaknya sendiri. Beberapa saat setelah aksi minum-minumnya bersama Jimin, Hasa memutuskan untuk melarikan diri. Dia tau bahwa dia akan diinterogasi dan kakaknya, sungguh seorang negosiator paling sinting di dunia ini.

Menurut Hukum ke 44 dari 48 Hukum Kekuasaan, buku yang paling banyak dibahas oleh orang-orang karena dianggap berbahaya, mengatakan bahwa ... seseorang akan bereaksi dengan efek cermin.

Sejatinya manusia tidak akan bisa mengalah seseorang yang sama dengan dirinya sendiri. Kehancuran mereka akan dimulai perlahan-lahan, mulai dari merasa kalah, emosi yang meluap, dan perasaan mereka jadi lebih rendah.

Hasa sudah lama melihat bahwa dirinya dan Hana mungkin berdiri di arah yang berbeda. Kalau Hana adalah surga, maka dirinya ini adalah neraka. Hasa sudah lama mengetahui dan menyadari jika satu-satunya orang yang tidak bisa dia tebak dan kalahkan adalah kakaknya sendiri.

Si bungsu Han melirik ke arah Yoongi. Pria itu nampak tenang tapj sekaligus terlihat sedikit senang karena Hana memutuskan untuk memborgolnya alih-alih melakukan pembicaraan dengan keadaan tenang nan damai. Gigi Hasa bergemelatuk, Min Yoongi sialan, rapalnya layaknya mantra.

"Kau tau kenapa kami menyuruh Jimin membawamu?" tanya Hana.

"Aku bukan pembaca pikiran," jawab Hasa ketus.

"Tapi kau tidak bodoh," sahut Hana dan Hasa menatapnya tajam.

"Persetan, Hana. Kau mau apa?"

Jimin tertawa pelan. Dia mengelus dagunya sambil memperhatikan Hasa. Dia suka yang galak-galak, dia suka pemberontak, dia suka orang yang memperlakukan dirinya benar-benar seperti hidup itu cuma satu kali, kau tidak boleh lemah.

"Bukankah seharusnya aku yang menanyakan itu padamu. Mau mu apa, Hasa? Kau mengarang cerita bahwa saat itu kau melihat Han Harin. Dia masih ada di rumah sakit jiwa, tapi seseorang mengubah identitasnya agar dia tidak terlacak, layaknya dia menghilang begitu saja. Ulah siapa?!"

"Kau menuduhku? Aku bahkan tidak punya uang yang banyak layaknya kau! Kau bisa melakukan apa pun, apa lagi pria sialan itu nampaknya gemar mendukungmu. Apa dia juga mencium kakimu?!" bentak Hasa sambil sesekali melirik tajam ke arah Yoongi yang masih nampak tenang.

Entahlah, terkadang Hasa berpikir bahwa Min Yoongi mungkin benar-benar mempercayai trik bahwa salah satu cara untuk membuat lawanmu gila dengan sendirinya adalah menyiksa mentalnya, dengan cara tetap bersikap tenang. Seolah jika ada pisau tertancap di jantungmu pun, kau anggap itu tidak apa-apa.

"Dari mana kau belajar berkata-kata seperti itu?!" bentak Hana balik dan Hasa mengalihkan wajahnya. Sedangkan Jimin hanya tertawa dengan fantasinya sendiri di tempatnya duduk saat ini.

Si pemuda Park memperhatikan telapak tangannya dan mengarahkannya ke wajah Hasa. Dia layaknya menggenggam leher gadis itu kalau dari sudut pandangnya saat ini dan sungguh jika Hasa sekarang memohon pertolongannya, dia akan membantu.

Jimin punya pemikiran yang sedikit unik di banding yang lainnya. Mungkin teman yang disebut seperpopokkannya juga begitu— Kim Taehyung.

Dia tipe yang tidak masalah berada di pihak penjahat sekalipun, asalkan sang penjahat memohon pertolongannya. Hanya itu saja intinya, maka Jimin akan membantunya.

AMERTA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang