Haloha, Youniverse. Aku baru balik dari rest, kebetulan beberapa hal sudah lumayan selesai di hari Sabtu kemarin. Jadi, aku pikir mulai hari ini bisa aktif lagi di Wattpad.
Aku berniat untuk nambah cerita baru nanti (yang manis-manis, bikin terharu, ada sedihnya juga, gitu deh, tapi bukan termasuk story yang berat alurnya). Kalian bisa tunggu saja info selanjutnya, yaa. Boleh juga mampir ke Instagram supaya lebih dulu dapat informasinyaa.
Vote ke berapa, Sayangku?
***
Tidak semua orang suka dipanggil gila, tapi Jungkook sudah pasti akan Hasa teriaki sudah gila. Gadis itu mencengkeram sofa mobil, tidak peduli jika kuku-kuku panjangnya bisa membuka sofa kulit mahal itu rusak. Sebenarnya Hasa memang berharap bisa merusaknya saja.
Lagi pula, orang waras mana yang mau membawanya ke panti asuhan yang pernah dia dan orang itu tempati hanya untuk mengulang semua kenangan yang ada?! Mereka bahkan sudah 10 tahun lebuh dewasa saat ini!
Mereka juga.... Hasa menggigit bibir bagian dalamnya. Mereka juga sudah pernah tidur bersama dan melakukan ciuman yang Hasa ragu bisa menghitungnya. Hubungan tidak jelas ini sudah cukup gila dan apa lagi yang Jungkook ingin tunjukkan padanya?
Mobil itu mulai memasuki jalan yang sedikit lebih kecil. Membuat Hasa mendapat serangan ribuan memori masa lalu. Ini jalan yang sangat dekat menuju panti asuhan mereka dulu. Jungkook mungkin pergi lebih awal, tapi Hasa tinggal lebih lama di sana.
Gadis itu menatap pantulan sosok Jungkook di kaca mobil. Seingatnya, bibi Mikyung masih ada di sana. Wanita itu memilih untuk mengurus panti sampai mati. Hasa akan meminta sedikit penjelasan padanya.
Kenapa dulu dia bilang bahwa Jungkook telah tiada?! Padahal buktinya sudah jelas, pria ini masih sangat sehat walaupun anehnya dia tidak punya penyakit asthma.
"Apa yang otak kecil itu lamunkan? Otakku yang pintar ini penasaran karena tidak bisa memikirkan jawabannya," sahut Jungkook.
Www
Diam-diam dia juga menatap Hasa dari pantulan yang terkadang muncul di kaca mobil. Si gadis Han memejamkan mata lalu menarik napas dalam-dalam."Bibi Mikyung, aku hanya memikirkan dia. Rindu padanya," jawab Hasa asal sambil menunggu apa respon Jungkook.
"Bagaimana denganku?" tanya pria itu.
"Apanya?" tanya Hasa.
"Selama 10 tahun kau tidak bertemu denganku, apa kau juga memikirkan aku dan sampai rindu seperti itu? Omong-omong aku lupa dengan wajah bibi Mikyung."
Kening Hasa berkerut. Dia menoleh ke arah Jungkook dan pria itu langsung melakukan hal yang sama. Dia menatap Hasa penuh tanya tanya bahkan sebelum gadis itu berhasil mengubah pemikirannya menjadi pertanyaan.
"Kau tidak mungkin lupa padanya. Kau kan ada di sana lebih dulu dari pada aku, walaupun kau akhirnya—"
"Akhirnya apa, Hasa? Sepertinya cuaca panas membuatmu dehidrasi," potong Jungkook.
"Panti asuhannya ada di depan sana, Mr Jeon" kata Soohyun dan Hasa reflek mencondongkan diri ke depan.
Jungkook mengalihkan wajahnya sementara Hasa sudah berganti begitu semangat ketika melihat beberapa anak-anak tengah bermain kejar-kejaran di halaman depannya yang masih tidak berubah sejak dulu.
"Berhenti, Soohyun ssi" kata Hasa.
"Maaf, Nona Han. Masih jauh."
"Aku bisa berlari," sahut Hasa tidak sabar.
"Tapi Mr Jeon bilang, Anda tidak boleh kena sinar matahari terlalu terik" jawab Soohyun menolak.
Hasa melirik Jungkook yang justru membuang muka.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMERTA ✓
Fanfic[Be Wise: Mature] Ada dua tipe pria di dunia ini. Pertama, pria baik-baik. Kedua, pria yang nakal. Menurut rumor, Jeon Jungkook bisa menjadi keduanya. Jungkook itu diktator, dendi dan parlente, arogan, dan kejam. Hasa sendiri adalah orang yang meras...