Youniverse, langsung saja tanpa basa-basi. Tolong baca info ini dulu sebagai guide kalian di ending ini, yaa.
Mungkin yang di instagram sudah pada tau tentang hal ini. Jadi ending AMERTA itu tadinya mau aku jadiin satu part tapi kepanjangan. So, aku potong jadi 2 part.
Pt ke 1 ini masih agak pendek. Pt 2 bener-bener kalian bakal puas banget bacanya karena banyak, padat, dan apa? Ya! GILA!
Sistemnya gini. Setelah kalian baca Pt 1 ini, tolong selesaikan CHALLENGE 500 komentar. Besoknya dari hari Challenge ter-acc, aku langsung post Pt 2-nya karena memang ini part ending sudah selesai dibuat, tinggal diposting. So, kali ini kalian bagian yang berjuang untuk challenge, yaa.
Wellcome to the ending, My Dearest Youniverse!
***
Bulir keringat sebesar biji gandum kembali jatuh dari kening Hasa dan menetes ke lantai yang tidak berubin. Gadis itu terus menatap ke arah jam dinding yang sengaja ditaruh lurus tepat di depannya. Hasa mencoba untuk membuat dirinya tidak tidur semalaman atau bahkan untuk sekadar memejamkan mata lebih dari berkedip normal.
Hasa lebih takut dia akan berhenti sekarang dari pada mati saat ini juga. Maka dari itu, dia tidak ingin memejamkan matanya. Sebenarnya jika dia diberi waktu untuk berkata jujur, selama beberapa hari ini, setiap kali dia terpejam, maka kenangan masa kecilnya bersama Jungkook selalu datang dalam versi yang jauh lebih baik, yaitu sudut pandangnya terhadap pria itu.
Sejak awal, Jeon Jungkook tidak pernah tertarik sendirian. Sejak awal, Jeon Jungkook tidak pernah berjuang sendirian. Sejak awal, Jeon Jungkook tidak pernah sakit sendirian. Sejak awal, Jeon Jungkook tidak pernah tersiksa sendirian. Sejak awal, Jeon Jungkook tidak pernah jatuh cinta sendirian.
Mereka selalu melakukannya berdua, bersama-sama, dengan cara masing-masing yang hanya diketahui oleh satu pihak saja. Hasa sama sekali tidak pernah membiarkan Jeon Jungkook melakukan semua hal itu sendirian, hanya saja ... haruskah pria itu tau jika dia melakukan hal yang sama?
Lantas apa yang akan terjadi ketika pria itu tau yang sebnar-benarnya? Akankah ada yang berbeda? Hasa menganggap orangtuanya adalah bukti dari sebuah perjalanan cinta yang sesungguhnya— hidup bersama selamanya, tapi ternyata mereka berdua mati juga.
Dirinya masih sangat kecil saat hal itu terjadi, ketika dunia memaksanya lebih cepat dewasa, memaksanya untuk berpikir bagaimana caranya tidak mati hari ini dibandingkan berpikir besok pagi ingin main apa dan ingin meminta dibelikan mainan apa?
Sejak kepergian orangtuanya, Hasa berpikir bahwa apa untungnya dari menemukan seseorang yang mencintai dan kita cintai? Hal itu tidak akan pernah membawa kita pergi dari kematian, maka sejak awal, dia mengorbankan dirinya kepada sesuatu yang paling menyesatkan kehidupan manusia— dendam dan pembalasan dendam. Menggunakan cara yang sama menyakitkannya untuk membalas kejahatan, alih-alih melakukan hal yang baik-baik saja.
Sekejap, berada di dekat Jeon Jungkook membuatnya ingin hidup dengan normal menurut pandangannya— jatuh cinta, hidup bahagia, sampai maut memisahkan atau bahkan sampai maut tidak dapat memisahkan. Namun itu semua sudah musnah, pria itu sudah lelah dan menyerah sebelum mau mendengar penjelasannya.
Namun jika saat itu Jeon Jungkook mendengarkan penjelasannya, memangnya apa yang akan berubah? Apakah dendamnya akan hilang?
Hasa menarik napas dan mengembuskannya, 10 menit lagi adalah pukul sembilan pagi. Beberapa alat di depannya sudah mulai menyala, hampir semuanya dikendalikan dari jarak jauh oleh banyak orang dari banyak tempat pula. Mungkin orang-orangnya sudah menyebar ke seluruh penjuru Seoul.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMERTA ✓
Fanfiction[Be Wise: Mature] Ada dua tipe pria di dunia ini. Pertama, pria baik-baik. Kedua, pria yang nakal. Menurut rumor, Jeon Jungkook bisa menjadi keduanya. Jungkook itu diktator, dendi dan parlente, arogan, dan kejam. Hasa sendiri adalah orang yang meras...