Kedua pundak Hasa bergetar, awalnya Taehyung mengira gadis itu menangis karena ketakutan. Nyatanya beberapa saat kemudian mulai terdengar kekehan dan berujung Hasa tertawa puas.
Gadis itu kini seolah berbeda dengan beberapa saat yang lalu. Tidak ada lagi tatapan takut atau gerak-gerik panik darinya, semua itu lenyap tergantikan oleh mata penuh percaya diri.
Hasa maju beberapa langkah hingga tangannya bisa menekan perut Taehyung. Gadis itu tersenyum tipis penuh arti saat dia merasakan otot perut Taehyung menegang saat ia sentuh.
"Otot perut yang bagus, Kim."
"Ya, sekarang jauhkan tanganmu" kata Taehyung.
"Should I?" tanya Hasa dan dia mendesak tubuh pria itu.
Kedua tangannya mengelus lengan si pemuda Kim dan berakhir mengalung di leher pria itu. Berkat tubuh keras Kim Taehyung yang tidak mudah bergeming, Hasa berhasil berjinjit dan mencium pipinya.
"Aku tau kau pintar, Kim Taehyung. Namun jangan lupa juga kalau aku tidak bodoh. Kau tau apa yang lebih berbahaya dibandingkan orang yang pintar?"
Kening Taehyung berkerut.
"Tidak," jawabnya singkat.
"Si manipulatif, Kim" jawab Hasa sambil memainkan ujung jari telunjuknya di dada Taehyung. Membuat pola-pola acak yang sarat dengan tindakan menggoda.
Gadis itu kembali menjauhkan dirinya, pada saat itulah dia berhasil menangkap sinyal tidak rela dari tatapan Taehyung walaupun hanya beberapa detik yang berharga.
"Jadi beginilah caramu menggoda Jimin?" tanya Taehyung.
"Kenapa? Kau mau aku menggodaku seperti aku menggoda Jimin? Aku tidak perlu menggoda untuk membuat orang sepertinya mendekat padaku."
"Orang sepertinya? Kau pikir Park Jimin itu apa?!"
"Tenangkan dirimu, Kim. Kau tau aku sebenarnya tidak sebaik bagaimana wajah ini terlihat," jawab Hasa.
Gigi Taehyung bergemelatuk.
"Wajah itu bahkan tidak terlihat baik. Ingat, sekali lagi kau melakukan hal-hal semacam ini untuk menggodaku dan mencuri perhatianku, aku akan meladeninya dan jika hal itu terjadi tidak ada kata berhenti kecuali kau mati" sahutnya.
Suara mobil yang uring-uringan hadir di antara mereka. Seseorang berjalan dengan langkah yang terlalu ditekan setiap tapaknya. Hingga Hasa merasakan punggungnya di tekan oleh dada orang itu dan lehernya dicengkeram dari belakang.
"Gadis ini milikku sejak dia membuat hidupku menderita, Hyung" ujar Jungkook.
Tidak pernah ada yang menganggap mata tenang itu menyeramkan, tapi pada beberapa kesempatan, kata seram saja tidak kuat untuk mendeskripsikan kengeriannya.
Terutama sekarang, di bawah sinar bulan yang terang. Kim Taehyung sedikit dibuat ragu di tempatnya. Barusan itu, bukan peringatan, itu ancaman.
"Tidak semua orang suka teritorialnya dijajahi. Hyung, aku tak harus melakukan sesuatu padamu, kan? Tolong peringatkan Jimin Hyung juga. Aku tidak main-main perihal orang ini,"
Jungkook membawa Hasa menjauh, gadis itu sempat menoleh ke belakang. Di sana dia melihat Taehyung nampak frustrasi. Namun sepertinya si pemuda Kim berhasil mengetahui kegugupannya, maka dari itu Taehyung tersenyum lebar tanpa suara.
+++
Majalah yang menampilkan foto restoran bintang lima Raimses ada di atas ranjang Hasa yang berantakan, gadis itu baru saja selesai mandi dan tengah berbaring.
"Jeon Jungkook, 24 tahun, chaebol, generasi ketiga Jeon yang sempat hilang, seorang pebisnis handal, billionaire muda, dan dekat dengan Choi Seoji" gumam Hasa membaca deskripsi yang ada pada halaman pertama majalah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMERTA ✓
Fanfic[Be Wise: Mature] Ada dua tipe pria di dunia ini. Pertama, pria baik-baik. Kedua, pria yang nakal. Menurut rumor, Jeon Jungkook bisa menjadi keduanya. Jungkook itu diktator, dendi dan parlente, arogan, dan kejam. Hasa sendiri adalah orang yang meras...