jennie pov
"kau mau kemana?" tanyaku pada rose yg baru saja memberiku hasil scan milik temannya lisa.
"i-ingin memberitau pada lisa dan yg lain" jawabnya.
"tunggu sebentar"
"ada apa dok?"
"aniyo,aku hanya ingin menanyakan sesuatu"
rosepun berjalan mendekat kearah kursi yg ada disebrangku,membuat ku mengangguk sebagai tanda mempersilahkannya untuk duduk disana.
"lisa"
"ada apa dengan lisa?"
"mianhe,jika tidak salah dengar tadi saat kau menenangkan lisa kau membicarakan tentang penyakit?"
"penyakit?"
"nee" jawabku sambil mengangguk dan menunggu rose yg sedang brfirik sejenak.
"ah,yaa kau benar" ucapnya. "euummm ya kurang lebihnya dia sama sepertimu unnie" sambungnya membuatku mengertkan alisku.
"kau memiliki anxiety yg lebih tepatnya mengacu pada panic disorder kan? lisapun sama,namun dia lebih mengacu pada post-traumatic disorder (PTSD)" jelasnya.
"j-jinjja?" tanyaku membuatnya mengangguk.
"aku tidak tau pasti apa alasannya karna saat aku mengenalnya dia sudah memiliki itu"
"apa pemicunya?"
"entahlah unnie. dia juga tidaj menceritakannya secara detail padaku. yg jelas,dia pernah cerita bahwa setiap kali dia menangis dadanya akan terasa sakit,nafasnya menjadi sesak,kepalanya pun akan terasa berat dan yg paling dia tidak suka adalah dia akan mengalami mimpi buruk yg teramat buruk baginya. itu sebabnya dia selalu berusaha untuk tidak pernah menangis"
lisa-yya,kini kau dan segalanya tentangmu seperti magis untukku. dn sepertinya ini bukan lagi soal rasa penasaran.
"dan ku rasa itu karna setiap dia menangis,otaknya berusaha untuk membuatnya memikirkan halhal buruk" ucapnya lagi.
"kalau begitu,sekarng?"
"jelas dia sedng tidak baik saja. dan karna dia sudah lama tidak merasakannya,dan dia juga merasa kuat karna tidak pernah menangis,jadi dia tidak pernah memiliki obatnya"
"aigo,kenapa dia terlalu percaya diri sekali"
"jujur saja unnie,ini adalah kali pertamaku melihatnya sekacau ini. aku tidak pernah melihatnya langsung,aku kira apa yg dia ceritakan tentang anxietynya hanya sekedar bercanda,tapi melihatnya seperti tadi membuatku merasa khawatir"
"ya,kalau begitu beritau seulgi untuk keruanganku ini karna aku ingin membicarakan tentang bambam,dan kau temani lisa saja"
"baik unnie,kau bisa mempercayakannya padaku. lagipula seulgi,dan yg lain juga cukup bisa diandalkan karna mereka pasti akan menjaga lisa dengan baik,jadi kau tidak perlu khawatir" ucapnya dengan nada seolah meledekku dikalimat akhirnya.
"apa aku baru saja bilang bhwa aku mengkhawatirkannya?"
"ani,mianhe dok" jawabnya dengan tetkekeh dan kemudian ia bangkit dari kursinya.
"wajahmu"
"wae? ada apa dengan wajahku?"
"memerah" ledeknya dan kemudian terkekeh sambil meninggalkan ruanganku.
"aku permisi dulu" ucapnya sebelum meninggalkan ruanganku.
semoga kau baikbaik saja,karna aku tau persis bagaimana menyiksanya saat itu datang.

KAMU SEDANG MEMBACA
my weaknesses (jenlisa)
Teen Fictionapa kelemahan dari seorang lalisa manoban yang dingin,cuek,dan hanya mementingkan dirinya sendiri? dan apa obat yg dibutuhkan untuk mengobati rasa sakit yg dimiliki oleh seorang dokter cantik yg bernama kim jennie itu?