jennie pov
aku sedikit terkejut ketika aku baru membuka mataku secara perlahan dan melihat wajah lisa yg tidak berjarak dengan wajahku,serta tangan panjangnya yg melingkar memeluk tubuhku.
belum selesai keterkejutanku,karna aku langsung bergegas untuk bangkit dari sofa tempatku tidur begitu aku menyadari adanya sebuah suara dari arah dapur lisa.
damn.
"k-kau sudah bangun?" tanyaku pada diana yg tengah memakan potongan roti terakhirnya.
dia menghiraukanku,berjalan kembali memasuki kamarnya.
entah moodnya masih kurang baik akibat semalam,atau karna dia melihatku dengan lisa? aku tidak tau.
aku bahkan tidak tau jika lisa berada bersamaku sampai pagi.
*jennie flashback on
"kau menangis?" tanya lisa.
aku tak menjawab,hanya diam dan menundukkan wajahku.
"apa kau masih merasa takut?" tanyanya lagi.
aku mengangkat wajahku secara perlahan,tak tau sudah seburuk apa wajahku,aku menatapnya dengan tatapan penuh memohon.
"maukah kau berjanji untuk tidak terlibat dengan masalah apapun itu atau berkelahi dengan gang gang seperti itu?" ucapku.
"kenapa kau perduli soal itu?" tanyanya.
"a-aku seorang dokter,sangat menyakitkan untukku ketika aku harus melihat seseorang berkelahi seperti tadi" jawabku terbata.
"aku tidak selalu bersamamu dok,dan tidak mungkin juga ketika aku berkelahi aku mengajakmu" ucapnya tanpa ragu.
aku menghembuskan nafasku. pasrah,kesal,lelah,semua terasa menjadi satu.
aku perduli padamu lisa,aku tidak ingin kau kenapa kenapa.
"bukan itu maksudku lisa" ucapku.
"lalu?" tanyanya.
aku tidak menjawabnya,tidak bisa dan tidak berkuasa.
"hey berhentilah menangis,kau sudah terlalu banyak mengeluarkan air mata,lebih baik kau istirahat" ucapnya disaat dia menyadari bahwa airmataku semakin keluar dengan deras.
"maaf jika kau jadi terkena imbasnya,tapi ku mohon jangan campuri urusanku,dan aku janji aku akan bertanggung jawab atas keselamatanmu sampai ini semua selesai" ucapnya yg kini sudah berdiri disampingku. "kajja" sambungnya membuatku mengangkat kepalaku untuk menatapnya.
"kau harus beristirahat" ucapnya.
"masuklah duluan ke kamar,aku masih ingin disini" ucapku.
tangannya bergerak memelukku yg masih duduk dikursi meja makannya.
dia membuat kepalaku bersandar diperut datarnya dengan tangan yg turun naik mengelus kepalaku.
"aku hanya takut kau kenapa napa lisa,aku tidak ingin kehilanganmu" bisikku.
"kau tidak akan kehilanganku dok" ucapnya menunduk,menatap kearahku.
"sudah lebih tenang?" tanyanya setelah beberapa menit aku membalas peluknya,membuatku mengangguk.
dia menarikku,menyuruhku untuk merebahkan tubuhku diatas sofa.
"apa yg kau lakukan?" tanyaku saat dia ikut merebahkan tubuhnya dismpingku.
"memastikanmu beristirahat dengan nyaman,dan tenang" ucapnya yg kemudian memeluk tubuhku.
dia benar,peluknya benar benar menenangkanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
my weaknesses (jenlisa)
Teen Fictionapa kelemahan dari seorang lalisa manoban yang dingin,cuek,dan hanya mementingkan dirinya sendiri? dan apa obat yg dibutuhkan untuk mengobati rasa sakit yg dimiliki oleh seorang dokter cantik yg bernama kim jennie itu?