author pov
"gwencana jika kau tidak ingin turun dan ingin menunggu disini" ucap lisa pada jennie.
ya,setelah pulang sekolah tadi,jennie kembali ketempat jisoo bersama dengan lisa,dan bambam untuk menunggu ryujin,dan jinan.
karna tempat jisoo itu berada ditengah tengah antara sekolah,tempat tinggal ryujin,dan jinan,serta tempat yg mereka datangi saat ini.
*back to topic
jennie menengguk kasar salivanya,wajahnya terlihat takut dan pucat.
"apa aku akan baikbaik saja?" tanya jennie dengan matanya yg seperti menahan tangis.
lisa mengangguk sebagai jawaban.
"sudah ku bilangkan,kau akan baikbaik saja karna aku bersamamu" jawab lisa selembut mungkin. "jangan takut,jangan cemas,dan jangan khawatir. ok?" sambungnya membuat jennie mengangguk.
"k-kkajjaa" ucap jennie gugup.
merekapun keluar dari mobil,berjalan memasuki sebuah ruangan.
..
"dok,katakan jika kau ingin kembali ke mobil ok? aku akan menemanimu" ucap ryujin pada jennie yg tengah berjalan bergandengan bersama lisa.
"gwencana ryu,dia kuat dan dia baikbaik saja" jawab lisa sambil bertatapan dengan jennie.
jennie masih dengan ekspresi takutnya itu mulai mendapat energi dari senyum lisa yg seolah menyemangatinya.
..
lisa pov
ryujin,bambam,dan jinan berjalan lebih dulu untuk menyapa sebelum akhirnya memberikan penghormatan terakhirnya.
aku memberhentikan langkahku,dan menatap dalam kearah mata jennie yg tengah bergandengan tangan denganku.
jennie menarik nafas panjang,dan mengangguk kecil kearahku,membuatku tersenyum bangga kearahnya.
..
"terimakasih karna sudah menyempatkan waktu kalian untuk datang" ucap seseorang yg matanya sangat sembab.
aku melirik kearah teman temanku yg berdiri dengan beberapa langkah dibelakangku,kemudian aku melirik kearah jennie yg menunduk disebelahku.
"nee" jawabku sambil tersenyum pada seseorang dihadapanku. "kau harus kuat" sambungku membuatnya sedikit tersenyum dan mengangguk.
"mianhe" ucap orang itu,dan aku merasakan tangan jennie sedikit gemetar. "mian atas perlakuanku dirumah sakit kemarin" sambungnya membuat jennie menguatkan genggaman tangannya padaku.
"gwencana somi-yya,kami mengerti kondisimu kemarin" jawabku.
"anniyo lisa-yya. aku benar benar ingin meminta maaf pada dokter jennie" ucapnya sambil melirik kearah jennie yg perlahan mengangkat wajahnya. "mianhe dok,aku sudah melihat dan mengetahui hasil akhir pemeriksaan appaku" sambungnya membuatku menatap tanya kearahnya.
"nee lisa,mungkin sebenarnya ini salahku karna ternyata aku yg tidak menjaga appa dengan baik" ujarnya dengan setetes airmata yg turun,namun dengan cepat ia menghapusnya. "ini salahku karna ternyata dibelakangku appa tidak benar benar meminum obat dan vitaminnya,aku juga menemukan beberapa botol alkohol dibawah tempat tidurnya" sambungnya dengan airmata yg kembali membasahi pipinya,namun ia berusaha untuk tersenyum bahkan tertawa dengan sangat kecil.
"sudahlah,ini bukan salahmu. mungkin ini sudah jalannya,sudah takdirnya" sahutku membuatnya tersenyum dan mengangguk.
"aku melihat tulisannya lisa,dia sengaja melakukannya karna dia tau dia tidak akan bisa bertahan lebih lama,dan dia tidak ingin menyusahkanku lebih lama" ujarnya sambil menunduk,dengan terus terusan menghapus airmata yg aku yakin sebenarnya ia sangat menahannya agar airmata itu tidak keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
my weaknesses (jenlisa)
Teen Fictionapa kelemahan dari seorang lalisa manoban yang dingin,cuek,dan hanya mementingkan dirinya sendiri? dan apa obat yg dibutuhkan untuk mengobati rasa sakit yg dimiliki oleh seorang dokter cantik yg bernama kim jennie itu?