chapter 39

1.1K 87 0
                                    

author pov

"tumben minta dijemput dan pulang sedikit lebih awal?" tanya irene pada jisoo yg baru saja masuk ke dalam mobil dan duduk dikursi belakang.

"aku tidak tenang memikir jennie" jawab jisoo saat seulgi mulai melajukan mobilnya.

ya,seulgi yg tadi sedang berada diapartemen lisa itu meminjam mobil lisa untuk menjemput irene,dan sesampainya menjemput irene,mereka langsung menuju ketempat jisoo untuk menjemputnya.

mereka tidak sedang dalam perjalanan ketempat lisa,seulgi menjemput dan akan mengantar mereka untuk pulang ke apartemen mereka.

"jennie baikbaik saja" sahut seulgi.

"aniya,kau tidak tau seul" jawab jisoo membuat seulgi melirik jisoo melalui center spion.

jisoo menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan sambil memandang kearah jalan.

"kami berteman dan mengenal jennie sudah lama,dan aku tau pasti bahwa hal hal seperti ini adalah kelemahannya" ujar jisoo. "haisshh,aku mengerti dia sangat berambisi untuk menjadi dokter sejak ia kehilangan appanya,tapi ini cukup beresiko menurutku" sambungnya dengan frustrasi.

"beresiko?" tanya seulgi polos.

"dihadapi kenyataan bahwa dia harus menangani pasien pasien yg sedang dalam kondisi kristis atau bahkan harus kehilangan pasien seperti hari ini,itu akan membuat jennie mengalami kesedihan yg berlarut" jawab irene.

"wae? dia kan seorang dokter. dan lagi,apa dia belum pernah kehilangan pasien seperti saat ini?" tanya seulgi.

"dia seperti memiliki trauma dengan kehilangan" sahut jisoo.

"ini adalah kali ke dua dia mengalaminya,aku sudah mencoba dan mengusahakan agar dia tidak terlalu menangani pasien pasien yg berat sejak saat itu,aku tidak menyangka bahwa hal ini akan terjadi lagi" ujar irene.

seulgi mengutuk dirinya sendiri didalam hatinya,karna sejujurnya dia tidak dapat mencerna pembicaraan irene dan jisoo dengan baik.

seulgi ingin bertanya lebih,namun ia takut disangka bodoh atau terlalu mencampuri.

"kau tau seul,saat pertama kali jennie mengalami hal seperti ini?" ucap jisoo membuat seulgi menatap tanya kearahnya melalui center spion. "tragis,sungguh tragis karna jennie selalu menangis selama beberapa hari,dia selalu mendapatkan mimpi buruk,dan menyalahkan dirinya. itu membuatku sakit hanya dengan melihatnya" sambungnya membuat irene menundukkan wajahnya,dan seulgi menelan kasar salivanya.

"aku tidak tau,dengan membiarkan jennie menginap ditempat lisa itu adalah hal yg baik atau malah sebaliknya" sahut irene.

"entahlah rene,akupun tidak tau kenapa aku meng-iyakan penawaran lisa kala ia menelfonku untuk meminta izin agar jennie menginap ditempatnya malam ini" jawab jisoo.

"ah,kalian tenang saja. karna aku sudah mengetahuinya sekarang,aku berjanji bahwa jennie akan baik baik saja" sahut seulgi.

"nee seul,tolong beritau lisa untuk menjaga jennie dengan baik" ucap jisoo membuat seulgi mengangguk.

"tapi,tidakkah kau heran bahwa jennie tidak menolak saat lisa mengajaknya untuk menginap?" tanya irene mengarah pada jisoo membuat jisoo menggeleng dengan senyuman tipis.

"sepertinya dia menyukai lisa" ucap jisoo.

"dia selalu menutup diri tentang percintaannya pada kita" ucap irene. "tapi,bukankah dia sedang dekat dengan v? ku fikir mereka saling memiliki perasaan,bahkan satu rumah sakit menganggap mereka memiliki hubungan lebih" sambungnya.

"kurasa perasaan v tidak terbalas sejak awal,karna aku yakin sekali jennie itu menaruh perasaannya pada lisa" jawab jisoo.

"bagaimana bisa kau berfikir seperti itu?" tanya seulgi yg mulai penasaran.

my weaknesses (jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang