chapter 23

1.4K 111 0
                                    

author pov

1 minggu berlalu,dan bambam masih terbaring koma di rumah sakit.

diana dan ke dua orangtua bambampun masih berada di Korea dan belum kembali ke Thailand.

"kau yakin sudah baikbaik saja hmm?" tanya diana pada lisa yg saat ini sedang memakan sarapannya sebelum ia berangkat ke sekolah.

"aku baikbaik saja di,tidak perlu mengkhawatirkan aku ok?" jawabnya dengan senyum.

"aku antar ya"

"ani,kau kan nanti kerumah sakit. lebih baik kau beristirahat sebentar lagi"

"aku tidak mungkin membiarkanmu berkendara sendiri ke sekolah lisa"

"bukankah aku sudah bilang bahwa aku baikbaik saja dan tidk perlu mengkhawatirkanku?"

"kalau begitu izinkan aku mengantarmu jika kau memang tidak ingin aku mengkhawatirkanmu li"

lisa menarik nafasnya panjang.

lisa pov

hari ini hari selasa,dan rabu kemarin orangtua bambam sudah menghadap ke sekolah untuk memberitau tentang kondisi bambam sekaligus menjadi perwakilan orangtuaku untuk menangani surat peringatan yg aku dapatkan.

dan ya biar bagaimanapun apa yg aku,ryujin dan jinan lakukan kemarin sudah melanggar peraturan sekolah sehingga kami tetap mendapat hukuman berupa skorsing.

dan kemarin,tepatnya pada hari senin. masa skorsing kami berakhir,namun aku tidak bisa ikut masuk sekolah bersma ryujin dan jinan karna entah kenapa aku merasa tubuhku sedang tidak enak dan diana juga melarangku untuk berangkat sekolah dan menyuruhku untuk beristirahat.

entahlah,selama seminggu ini aku selalu merasa pusing,mual,cemas dan sesak secara tibatiba hanya karna membayangkan tentang kondisi bambam.

aku merasa bodoh karna tidak bisa menjaganya dengan baik,merasa tidak berguna dan yg jelas aku merasa takut jika bambam benar benar tidak akan kembali sadar.

"jadi nanti mau aku jemput atau bagaiman?" tanya diana.

"tidak usah,aku bisa bersama ryujin atau jinan saja nanti" jawabku.

"yasudah,sampai bertemu di rumah sakit. beritau aku jika terjadi sesuatu ok?"

"nee,kau hatihati dan langsung kabari aku jika terjadi sesuatu pada bambam ok?"

diana tersenyum dan mengangguk kearahku.

dan akupun membuka pintu mobilku,berjalan memasuki sekolahku.

author pov

"lisa? ku kira kau izin lagi hari ini" tanya jinan pada lisa yg baru duduk dibangkunya.

"ya,kau tidak menjawab pesan ataupun mengangkat telfon dari kami" sahut ryujin.

"mian,aku tidak memeriksa ponselku" jawab lisa yg kemudian merogoh kantonya dan memeriksa tasnya untuk mencari ponselnya. "see,aku bahkan lupa untuk membawa ponselku" sambungnya.

ryujin dan jinanpun saling bertatapan dan menggeleng kecil sebagai respon dari keteledoran lisa.

"tapi kau sudah baikbaik saja kan?" tanya ryujin.

"ya,kalian tidak perlu mengkhawatirkanku. aku baikbaik saja" jawab lisa.

"mian lisa-yya,bukan hanya kau yg merasa sedih dengan keadaan bambam saat ini. aku atau bahkan kitapun juga merasakannya,jadi kita bisa saling berbagi tentang apa yg kita rasakan agar kita bisa saling mensupport satu sama lain" sahut jinan. "mmm,maksudku.." sambungnya menggantung,memikirkan kalimat yg bisa diucapkan tanpa menyinggung lisa ataupun ryujin.

my weaknesses (jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang